Sang Tokoh Pendiri Kekaisaran Persia : CYRUS YANG AGUNG ± 590 SM-529 SM
By agussodagar - Senin, 01 Oktober 2012
PERHATIAN BUAT PARA PEMBACA NEWS.TITUIT.COM
- Sebagian Artikel Berita Foto Video news.tituit.com ini berasal dari berbagai sumber yang ada di internet .
- Hak cipta Artikel,berita,foto,video news.tituit.com menjadi milik sumber berita ,artikel,video,foto dan materi terkait.
- News.tituit.com tidak ada maksud untuk membajak hak cipta karya manapun.
- Artikel,berita,foto,video materi news.tituit.com semata mata hanya untuk documentasi , selanjutnya untuk di manfaatkan sebagai media berbagi informasi dan silaturrahmi.
- Segala metari news.tituit.com hanya untuk pembelajaran guna menanamkan suka baca dan tulis .
- Jika ada yang tidak berkenan tulisanya di tampilkan di news.tituit.com , kami harap untuk melapor kepada admin, kami tidak keberatan untuk menghapus materi tersebut.
- Jika materi ini bermanfaat , saran kami jangan lupa memberi konstribusi kepada sumber materi terkait.
- Bila ada materi yang tidak di sebutkan sumbernya , kami mohon maaf.
Demikian pengumuman singkat terkait materi yang ada di news.tituit.com dan atas perhatianya kami ucapkan terimakasih, dan selamat membaca.
-86 CYRUS YANG AGUNG ± 590 SM-529 SM
Cyrus (atau Kurush nama Persinya) dilahirkan
sekitar tahun 590 SM di propinsi Persis (kini Fars), di
barat daya Iran.
Daerah ini saat itu merupakan propinsi Kerajaan Medes. Cyrus berasal dari
keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan Raja Medes.
Tradisi yang timbul belakangan bikin dongeng
menarik menyangkut diri Cyrus ini, seakan-akan mengingatkan orang akan dongeng
Yunani mengenai Raja Oedipus. Menurut dongeng ini, Cyrus adalah cucu Astyages
Raja Medes. Sebelum Cyrus lahir, Astyages mimpi bahwa cucunya suatu saat akan
menghalaunya dari tahta. Raja keluarkan perintah supaya semua bayi yang baru lahir
dibunuh habis. Tetapi, pejabat yang dipercaya melakukan pembunuhan itu tak
sampai hati melakukan pembunuhan durjana itu, tetapi diteruskannya perintah itu
kepada penggembala dan istrinya supaya melaksanakannya. Namun mereka ini pun
tak sampai hati. Mereka bukannya membunuh bayi lelaki melainkan memeliharanya
sebagai anak sendiri. Akhirnya, ketika sang bocah tumbuh dewasa, memang
betul-betul dia menumbangkan raja dari tahtanya.
Bangsa Medes dan Persia
berdekatan satu sama lain, baik disebabkan asal-usul maupun persamaan bahasa.
Karena Cyrus tetap meneruskan sebagian besar hukum-hukum Medes dan sebagian
besar prosedur administrasi pemerintahan, kemenangannya atas Medes hanyalah
merupakan sekedar perubahan dinasti dan bukannya suatu penaklukan oleh bangsa asing.
Tetapi, Cyrus segera menampakkan keinginannya
melakukan penaklukan ke luar. Sasaran pertamanya adalah Kerajaan Lydian di Asia
Kecil, dikuasai oleh Raja Croesus, seorang yang kekayaannya seperti dongeng.
Besi Cyrus tak ada artinya jika dibandingkan emasnya Croesus. Menjelang tahun
546 SM Cyrus menaklukkan Kerajaan Lydian dan menjebloskan Croesus ke dalam bui.
Cyrus kemudian mengalihkan perhatiannya ke
jurusan timur, dan dalam serentetan pertempuran, dia taklukkan semua bagian
timur Iran dan
dimasukkannya ke dalam wilayah kekuasaan kerajaannya. Pada tahun 540 SM,
Kekaisaran Persia
membentang ke timur sejauh Sungai Indus dan Jaxartes
(kini Syr Darya di Asia Tengah).
Dengan terlindungnya bagian belakang. Cyrus
dapat memusatkan perhatian pada yang paling berharga dari segalanya. Kekaisaran
Babylon yang makmur loh jinawi, terletak di pusat Mesopotamia
tetapi dapat mengawasi segenap daerah "bulan sabit subur" (Fertile
Crescent) Timur Tengah. Tidak seperti Cyrus, penguasa Babylon
Nabonidus tidaklah populer di kalangan rakyat. Tatkala tentara Cyrus maju
bergerak, pasukan Babylon bertekuk
di lutut Cyrus tanpa suatu perlawanan. Karena Kekaisaran Babylon meliputi juga
Suriah dan Palestina, kedua daerah ini pun dimasukkan ke dalam wilayah
kekuasaan Cyrus.
Cyrus menghabiskan waktu beberapa tahun untuk
mengkonsolidasi penguasaannya dan mengorganisir kembali kekaisaran yang begitu
besar yang telah direbutnya. Kemudian dia pimpin Angkatan Bersenjata menuju
timur laut menaklukkan Massagetae, suku nomad yang hidup di Asia Tengah sebelah
timur laut Caspia. Orang-orang Persia
peroleh kemenangan pada saat-saat kontak senjata pertama. Tetapi pada
pertempuran kedua, pertempuran tahun 529 SM, mereka terkalahkan dan Cyrus
--penguasa kekaisaran di dunia yang pernah ada saat itu-- terbunuh.
Cyrus digantikan oleh puteranya Cambyses II.
Cambyses mengalahkan Massagate dalam pertempuran berikutnya, menemukan mayat
ayahnya dan menguburnya kembali di Pasargadae,
ibukota Persia
kuno. Kemudian Cambyses mengirim pasukan untuk penyerbuan Mesir, sehingga
dengan demikian dia menyatukan segenap daerah Timur Tengah lama dalam satu
kekaisaran.
Cyrus jelas seorang pemimpin yang punya
kebolehan bidang militer. Tetapi itu cuma satu sisi dari seorang manusia. Yang
lebih menonjol, mungkin, adalah kebijakan cara memerintahnya. Dia terkenal amat
toleran terhadap agama-agama setempat dan juga adat-istiadat mereka. Dan dia
senantiasa menjauhkan diri dari sikap kejam dan ganas seperti lazimnya para
penakluk. Orang-orang Babylon,
misalnya, bahkan lebih kentara lagi orang Assyria, telah
membunuh beribu-ribu manusia dan mengusir semua penduduk yang dikuatirkan bakal
berontak. Misalnya, ketika Babylon
menaklukkan Yudea tahun 586 SM, mereka memboyong orang Yudea ke Babylon.
Tetapi lima puluh tahun kemudian,
sesudah Cyrus menaklukkan Babylon,
dia beri ijin orang-orang Yahudi kembali ke kampung halamannya. Kalau tidak
karena Cyrus, rasanya orang-orang Yahudi itu akan musnah sebagai kelompok yang
terasing di abad ke-5 SM. Keputusan Cyrus dalam hal ini mungkin punya motivasi
politik: bagaimanapun sedikit sekali keraguan bahwa dia merupakan seorang
penguasa yang berprikemanusiaan pada jamannya. Bahkan orang-orang Yunani, yang
lama sekali menganggap bangsa Kekaisaran Persia
merupakan ancaman terbesar bagi kemerdekaannya, tak pernah berhenti menganggap
Cyrus seorang penguasa yang betul-betul mengagumkan.
Begitu baiknya Cyrus telah menjalankan tugasnya
sehingga bahkan sesudah matinya pun Kekaisaran Persia
meneruskan perluasan daerah kekuasaannya. Ini berlangsung selama kira-kira 200
tahun, sampai ditaklukkan oleh Alexander yang Agung. Hampir sepanjang dua abad,
daerah yang dikuasai Persia
menikmati perdamaian dan kemakmuran.
Penaklukan oleh Alexander samasekali bukan
pertanda tamatnya Kekaisaran Persia.
Sesudah Alexander meninggal dunia, salah seorang jendralnya, Seleucus I
Nicator, berhasil menguasai Suriah, Mesopotamia, dan Iran, dengan demikian dia
mendirikan Kekaisaran Seleucid. Tetapi, kekuasaan asing atas Iran
tidaklah berlangsung lama. Di pertengahan abad ke-3 SM pecah pemberontakan
melawan kekuasaan Seleucid, di bawah pimpinan Arsaves I yang menganggap diri
keturunan Achaemenid (dinasti Cyrus). Sebuah kerajaan didirikan oleh Arsaces
dikenal dengan nama Kekaisaran Parthian akhirnya menguasai Iran
dan Mesopotamia. Tahun 224 sesudah Masehi penguasa
Arsacid digantikan dinasti Persia,
Sassanid, yang juga mengaku keturunan dari Archaeminid, dan yang kekaisarannya
berlangsung lebih dari empat abad. Bahkan kini Cyrus dihormati di Iran
sebagai pendiri negara Persia.
Karier Cyrus Yang Agung merupakan contoh
penting titik balik dalam sejarah. Kebudayaan pertama kalinya tumbuh di
Sumeria, sekitar 3000 tahun SM. Selama lebih dari dua puluh lima abad bangsa
Sumeria dan pelbagai bangsa Semit yang menggantikannya (seperti bangsa
Akkadian, Babylonia dan Assyria) menjadi pusat peradaban. Sepanjang masa itu, Mesopotamia
merupakan negeri yang terkaya dan paling berkebudayaan maju di dunia (dengan
kekecualian Mesir yang secara kasar berada dalam tarap sejaiar). Tetapi karier
Cyrus --yang boleh dibilang berada di tengah-tengah sejarah tercatat--
mengakhiri babak itu dalam sejarah dunia. Dari sejak itu selanjutnya, baik Mesopotamia
maupun Mesir bukanlah lagi pusat budaya dunia, baik kultural maupun politik.
Lebih jauh dari itu, bangsa Semit --yang
berjumlah besar di daerah "bulan sabit subur"-- tak bisa peroleh
kembali kemerdekaannya berabad-abad sesudah itu. Sesudah bangsa Persia
(bangsa Indo-Eropa) datang bangsa Macedonia
dan Yunani, diikuti oleh pendudukan lama oleh orang Parthian, Romawi, penguasa
Sassanid, kesemuanya itu adalah IndoEropa. Hingga penaklukan oleh kaum Muslimin
di abad ke-7 --hampir dua belas abad sesudah Cyrus Yang Agung--daerah
"bulan sabit yang subur" itu dikuasai oleh bangsa Semit.
Peta Kerajaan Cyrus yang Agung
Cyrus penting bukan cuma karena dia memenangkan
banyak pertempuran dan menaklukkan banyak daerah. Arti pentingnya yang lebih
besar adalah fakta bahwa kekaisaran yang didirikannya secara mantap mengubah
struktur politik dunia lama.
Kekaisaran Persia,
di samping luasnya daerah dan lamanya bertahan, tidaklah punya pengaruh besar
dalam sejarah seperti yang dijumpai pada Kekaisaran Romawi. Inggris, atau Cina
yang lebih lama. Tetapi, memperhitungkan arti penting Cyrus orang harus ingat
bahwa dia sudah merampungkan sesuatu yang mungkin tak akan pernah terjadi tanpa
kehadirannya. Di tahun 620 SM (segenerasi sebelum Cyrus lahir) tak seorang akan
menduga bahwa dalam tempo seabad seluruh dunia lama akan berada di bawah
kekuasaan suatu suku yang sama sekali tidak terkenal yang berasal dari barat
daya Iran.
Bahkan dengan melihat ke belakang, tak ada tampak bahwa Kekaisaran Persia
salah satu kekaisaran yang punya arti penting sejarah yang karena keadaan
sosial dan ekonominya akan bisa jadi begitu cepat atau lambat jadi besar. Jadi,
Cyrus merupakan salah seorang yang langka yang dengan nyata mengubah jalannya
sejarah.
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Sang Tokoh Pendiri Kekaisaran Persia : CYRUS YANG AGUNG ± 590 SM-529 SM"