Tokoh Pendiri Kekaisaran Romawi ; CHARLEMAGNE 742-814
By agussodagar - Senin, 01 Oktober 2012
PERHATIAN BUAT PARA PEMBACA NEWS.TITUIT.COM
- Sebagian Artikel Berita Foto Video news.tituit.com ini berasal dari berbagai sumber yang ada di internet .
- Hak cipta Artikel,berita,foto,video news.tituit.com menjadi milik sumber berita ,artikel,video,foto dan materi terkait.
- News.tituit.com tidak ada maksud untuk membajak hak cipta karya manapun.
- Artikel,berita,foto,video materi news.tituit.com semata mata hanya untuk documentasi , selanjutnya untuk di manfaatkan sebagai media berbagi informasi dan silaturrahmi.
- Segala metari news.tituit.com hanya untuk pembelajaran guna menanamkan suka baca dan tulis .
- Jika ada yang tidak berkenan tulisanya di tampilkan di news.tituit.com , kami harap untuk melapor kepada admin, kami tidak keberatan untuk menghapus materi tersebut.
- Jika materi ini bermanfaat , saran kami jangan lupa memberi konstribusi kepada sumber materi terkait.
- Bila ada materi yang tidak di sebutkan sumbernya , kami mohon maaf.
Demikian pengumuman singkat terkait materi yang ada di news.tituit.com dan atas perhatianya kami ucapkan terimakasih, dan selamat membaca.
-85 CHARLEMAGNE 742-814
Lahir tahun 742, dekat kota
Aachen yang akhirnya jadi
ibukotanya. Ayahnya bernama Pepin si Cebol dan kakeknya Charles Martel, seorang
pemuka bangsa Frank, yang di tahun 732 berhasil memenangkan percobaan kaum
Muslimin yang berusaha menaklukkan Perancis, dalam pertempuran di Tours. Tahun
751 Pepin dinyatakan sebagai Raja bangsa Franks sehingga mengakhiri kelemahan
dinasti Merovingian, mendirikan dinasti baru yang kini disebut Carolingian,
sesudah Charlemagne. Tahun 768 Pepin meninggal dunia dan kerajaan bangsa Franks
dibagi antara Charles dan saudaranya Carloman. Nasib baik buat Charles dan
untuk kesatuan Franks, mendadak Carloman meninggal tahun 771. Kejadian ini
mengakibatkan Charles, di umur dua puluh sembilan tahun, jadi Raja tunggal di
Kerajaan Franks yang sudah jadi kerajaan terkuat di Eropa.
Pada saat penobatan Charles, Kerajaan Franks
terdiri dari Perancis sekarang, Belgia, Swis, tambah sebagian negeri Belanda
sekarang dan Jerman. Charles membuang sedikit waktu untuk mulai meluaskan
kerajaannya. Janda Carloman dan anak-anaknya mengungsi ke kerajaan Lombard di
Italia Utara. Charlemagne bercerai dengan istrinya orang Lombard
bernama Desidarata dan memimpin tentara menuju Italia Utara. Menjelang tahun
774 Lombard sepenuhnya ditaklukkan. Italia Utara
dibaurkan dengan kerajaannya meskipun empat penyerbuan tambahan masih
diperlukan untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya. Janda Carloman berikut
anak-anaknya jatuh ke tangan Charlemagne dan sejak itu tak tampak lagi batang
hidungnya selama-lamanya.
Tetapi, yang lebih penting, dan tentu saja
lebih sulit adalah penaklukan Charlemagne atas Saxony,
suatu daerah luas di sebelah utara Jerman. Ini diperlukan tidak kurang dari
delapan belas kali pertempuran; yang pertama tahun 772 dan yang terakhir tahun
804. Faktor-faktor agama sudah barang tentu menjadi penyebab mengapa perang
lawan Saxony begitu ketat dan berdarah. Orang-orang
Saxon itu pagan --tak beragama-- dan Charlemagne memaksa mereka memeluk agama
Nasrani. Mereka yang menolak dibaptis atau belakangan balik lagi murtad jadi
pagan dijatuhi hukuman mati. Menurut taksiran, tak kurang dari seperempat
penduduk Saxon terbunuh dalam proses penaklukan agama secara paksa ini.
Charles juga melakukan serbuan ke bagian
selatan Jerman dan barat daya Perancis, untuk mengukuhkan pengawasannya atas
daerah-daerah itu. Untuk mengamankan perbatasan timur kerajaannya, Charlemagne
melakukan serentetan penyerbuan terhadap bangsa Avar. Orang Avar berdarah Asia,
ada hubungannya dengan bangsa Hun, dan mereka menguasai daerah yang luas, yang
kini terkenal dengan Honggaria dan Yugoslavia.
Sesudah itu Charlemagne membabat habis seluruh kekuatan Angkatan Bersenjata
Avar. Kendati daerah-daerah sebelah timur Saxony dan Bavaria
tidak diduduki bangsa Franks, negeri-negeri lain yang mengakui kekuasaan Franks
membentang luas mulai Jerman hingga Croatia.
Charlemagne juga mencoba mengamankan daerahnya
di perbatasan bagian selatan. Tahun 778 dia pimpin penyerbuan ke Spanyol. Penyerbuan
ini tidak berhasil, tetapi Charlemagne bisa juga mendirikan daerah kekuasaan di
Spanyol bagian utara, terkenal dengan sebutan "Spanish March" yang
mengakui kedaulatan kekuasaan Charlemagne.
Sebagai hasil begitu banyak peperangan yang
membawa kemenangan (bangsa Franks melakukan lima
puluh empat kali pertempuran dalam jangka waktu empat puluh lima
tahun selama pemerintahannya), Charlemagne berhasil menyatukan hampir seluruh
Eropa Barat di bawah kekuasaannya. Pada puncak kejayaannya, kerajaannya terdiri
dari sebagian besar Perancis sekarang, Jerman, Swis, Austria, Negeri Belanda,
tambah sebagian besar Italia dan banyak lagi daerah-daerah perbatasan. Sejak
jatuhnya Kekaisaran Romawi, tak ada satu negara pun yang punya daerah kekuasaan
seluas itu.
Selama pemerintahannya Charlemagne memelihara
hubungan akrab dengan Paus. Tetapi dalam masa hidupnya jelas bukan Paus,yang
menguasai Charlemagne, melainkan Charlemagne yang menguasai Paus.
Puncak paling tinggi, atau paling tidak
peristiwa yang paling termasyhur dari pemerintahan Charlemagne terjadi di Roma
pada Hari Natal tahun 800. Pada
hari itu Paus Leo III mengenakan mahkota di atas kepala Charlemagne dan
mengumumkan bahwa dia adalah Kaisar Romawi. Ini berarti Kekaisaran Romawi Barat
yang sudah hancur tiga abad sebelumnya dinyatakan bangkit kembali dan
Charlemagne merupakan pengganti Augustus Caesar yang sah.
Kenyataannya, tentu saja, satu keganjilan
menganggap Kerajaan Charlemagne merupakan "pemugaran" Kekaisaran Romawi.
Pertama, daerah yang dikuasai kedua kekaisaran sangat jauh berbeda. Kerajaan
Charlemagne betapapun luasnya, hanya mencakup separoh dari Kekaisaran Romawi
Barat. Sebagian daerah memang sama dikuasai oleh kedua kekaisaran itu, seperti
Belgia, Perancis, Swis dan bagian utara Itali. Tetapi Inggris dan Spanyol,
daerah selatan Itali dan Afrika bagian utara yang merupakan daerah kekaisaran
Romawi, tidak berada di bawah kekuasaan Charlemagne. Sedangkan Jerman yang
merupakan daerah taklukannya yang penting tidak pernah berada di bawah
kekuasaan Romawi. Kedua, Charlemagne bukanlah orang Romawi ditilik dari segala
sudut; tidak dari sudut kelahiran, pandangan, maupun budaya. Bangsa Franks
tergolong suku Teutonik, dan bahasa asli Charlemagne adalah dialek Jerman Kuno,
meskipun sedikit-sedikit dia ada belajar bahasa Latin. Charlemagne sebagian
besar dari umurnya hidup di Eropa Utara, khusus Jerman, dan hanya melakukan
empat kali perjalanan ke Itali. Ibukota kekaisarannya bukan Roma melainkan Aachen.
Kini berada di Jerman Barat tidak jauh dari perbatasan Belgia dan Negeri
Belanda.
Kegesitan pengambilan keputusan politik
Charlemagne yang menjadi ciri khasnya ternyata macet begitu dia dihadapkan pada
persoalan siapa yang akan menggantikan tahtanya. Kendati dia sudah menghabiskan
sebagian besar masa hidupnya berpegang menyatukan sebagian besar daerah Eropa
Barat, dia tidak mampu secara bijak menyusun perencanaan membagi wilayah
kekaisaran diantara ketiga puteranya ketika dia mati. Hal ini biasanya
menandakan ketidakmampuan menetapkan satu garis tegas dan jalan keluar hingga
bisa jadi bibit perang saudara. Tetapi keadaan selanjutnya menunjukkan kedua
putera tertuanya mati tak lama sebelum Charlemagne sendiri. Akibatnya, putera
ketiganya --Louis Sang Taat-- mampu mewarisi tahta Charlemagne tanpa gangguan
ketika Charlemagne meninggal dunia di Aachen
tahun 814. Tetapi, Louis menunjukkan kelemahannya dalam hal pengambilan
keputusan ketimbang sang ayah tatkala saat naik tahta tiba; dia juga
berkeinginan membagi kerajaannya kepada anak-anaknya. Sesudah melalui
pertempuran, putera Louis akhirnya menandatangani persetujuan Verdun
(tahun 843) yang mengakibatkan kerajaan bangsa Franks terbagi jadi tiga bagian.
Parohan pertama terdiri dari sebagian besar daerah Perancis sekarang, parohan
kedua termasuk bagian besar daerah Jerman; dan parohan ketiga termasuk baik
Italia bagian utara maupun daerah memanjang perbatasan Perancis-Jerman.
Kini, ada sebagian orang menduga pengaruh
Charlemagne lebih hebat dari perhitungan saya sendiri. Telah disebutkan di
bagian depan, dia membangun kembali Kekaisaran Romawi; dia menyatukan Eropa
Barat; dia masukkan Saxony ke dalam wilayah Eropa; dia letakkan pola-pola yang
dianut oleh hampir sepanjang sejarah Eropa Barat; dia menjaga Eropa Barat dari
ancaman luar; dia bikin secara kasar perbatasan Perancis, Jerman dan Itali; dia
menyebarkan agama Nasrani; dan penobatan Paus menyelesaikan pertentangan
berabad panjangnya antara negara dan gereja di Eropa. Menurut pendapat saya,
anggapan itu berlebih-lebihan. Pertama, apa yang disebut Kekaisaran Romawi suci
bukanlah pendirian kembali yang sesungguhnya dari Kekaisaran Romawi samasekali,
tetapi sekedar kelanjutan dari Kerajaan Franks yang diwariskan oleh
Charlemagne.
Penyatuan Eropa Barat akan punya makna penting
apabila Charlemagne betul-betul berhasil menyelesaikannya. Tetapi, kerajaan
Charlemagne jatuh dalam masa antara tiga puluh tahun sesudah matinya, dan tak
pernah bersatu kembali sesudah itu.
Perbatasan Perancis sekarang, perbatasan Jerman
sekarang, dan juga Italia, tak ada sangkut-pautnya baik dengan Charlemagne
maupun Louis Sang Taat. Perbatasan utara Italia sebagian terbesarnya mengikut
perbatasan geografis Pegunungan Alpen. Perbatasan Jerman-Perancis secara garis
besarnya mengikuti perbatasan bahasa, dan sebaliknya perbatasan utara mengikuti
Kekaisaran Romawi.
Memberikan penghargaan yang layak buat
Charlemagne dalam hal penyebaran Agama Kristen tampaknya tidak semestinya buat
saya. Agama Kristen sudah tersebar ke arah utara menuju Eropa berabad-abad
sebelum pemerintahan Charlemagne dan dilanjutkan berabad-abad sesudahnya. Lepas
dari masalah Charlemagne memaksa memeluk Agama Kristen bagi orang Saxon secara
moral tidak bisa dihargai karena terlampau mengerikan dan merupakan langkah
yang samasekali tidak perlu. Orang Anglo Saxon di Inggris masuk Nasrani tanpa
pembunuhan dan diabad-abad berikutnya pelbagai rakyat Skandinavia juga
dimasukkan Kristen lebih banyak dengan pendekatan daripada dengan kekerasan.
Bagaimana halnya dengan kemenangan militer
Charlemagne yang berhasil menjaga Eropa Barat dari ancaman serangan dari luar?
Duduk soalnya tidaklah begitu. Selama sepanjang abad ke-9, pantai utara dan
barat Eropa menjadi sasaran serangan yang mematikan serentetan serbuan dari
pihak bangsa Viking atau Norsemen. Pada saat yang bersamaan, pasukan berkuda
orang Magyar menyerbu Eropa dari arah timur dan kaum Muslimin menyapu benua itu
dari arah selatan. Saat Charlemagne itu sedikitnya merupakan saat yang paling
aman di dalam sejarah Eropa.
Perjuangan untuk kekuasaan antara pejabat sipil
dan gereja merupakan kemelut dalam sejarah Eropa bahkan di daerah-daerah yang
tidak termasuk dalam Kekaisaran Carolingian. Perjuangan semacam
itu-sesungguhnya-sudah merupakan aspirasi gereja abad tengah dan sudah
berlangsung (walaupun dalam bentuk yang sedikit berbeda) tanpa Charlemagne.
Pemberian mahkota di Roma merupakan kejadian yang menarik, tetapi hampir tidak
memecahkan faktor kesulitan secara umum.
Saya pikir, sukar meyakinkan orang Cina atau India
yang berpendidikan bahwa Charlemagne harus dipandang mendekati arti penting
orang semacam Shih Huang Ti, Jengis Khan atau Asoka. Memang, apabila
Charlemagne dibandingkan dengan Shih Huang Ti, tampaknya Kaisar Cina itu lebih
punya makna lebih penting daripada keduanya. Penyatuan Cina oleh Sui Wen Ti
punya pengaruh berjangka langgeng, sedangkan penyatuan Eropa Barat yang
dilakukan Charlemagne sekedar berlangsung satu generasi.
Kendati arti penting Charlemagne agak
dilebih-lebihkan oleh orang Eropa, pengaruh jangka pendeknya memang betul-betul
besar. Dia melabrak negara Lombard dan Avar dan
menaklukkan Saxony. Banyak korban jatuh akibat
peperangan ini. Dari sudut positifnya, ada sedikit kebangunan kultural di masa
pemerintahannya (yang segera pula berhenti sesudah matinya).
Juga ada akibat-akibat berjangka panjang dari
kariernya. Berabad sesudah Charlemagne, raja-raja Jerman terlibat dalam
perjuangan sia-sia untuk menguasai Italia. Tanpa contoh yang diberikan
Charlemagne, sangat mungkin sedikit sekali mereka menaruh perhatian terhadap
Italia dan menitikberatkan perhatian hanya kepada perluasan daerah ke barat
atau timur. Juga benar, Kekaisaran Romawi suci, yang dimulai oleh Charlemagne,
berlangsung lama hingga abad ke-19. (Tetapi, sebagian waktu itu kekuatan
sesungguhnya kekaisaran suci sebetulnya kecil, dan kekuatan efektif di Jerman
terbagi-bagi dalam jumlah negara-negara kecil yang tak terhitung jumlahnya).
Tetapi, hasil utama Charlemagne mungkin
penaklukan Saxony itu, yang mengakibatkan daerah itu
masuk ke dalam arus kebudayaan Eropa. Hasil karya ini sama dengan hasil
penaklukan Julius Caesar atas daerah Gaul, meskipun
tidaklah sepenting itu benar mengingat Saxony wilayahnya
lebih kecil.
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Tokoh Pendiri Kekaisaran Romawi ; CHARLEMAGNE 742-814"