Manusia Bijak Kedua Cina : MENG-TSE (MENCIUS) ± 371 SM - ± 289 SM
By agussodagar - Senin, 01 Oktober 2012
PERHATIAN BUAT PARA PEMBACA NEWS.TITUIT.COM
- Sebagian Artikel Berita Foto Video news.tituit.com ini berasal dari berbagai sumber yang ada di internet .
- Hak cipta Artikel,berita,foto,video news.tituit.com menjadi milik sumber berita ,artikel,video,foto dan materi terkait.
- News.tituit.com tidak ada maksud untuk membajak hak cipta karya manapun.
- Artikel,berita,foto,video materi news.tituit.com semata mata hanya untuk documentasi , selanjutnya untuk di manfaatkan sebagai media berbagi informasi dan silaturrahmi.
- Segala metari news.tituit.com hanya untuk pembelajaran guna menanamkan suka baca dan tulis .
- Jika ada yang tidak berkenan tulisanya di tampilkan di news.tituit.com , kami harap untuk melapor kepada admin, kami tidak keberatan untuk menghapus materi tersebut.
- Jika materi ini bermanfaat , saran kami jangan lupa memberi konstribusi kepada sumber materi terkait.
- Bila ada materi yang tidak di sebutkan sumbernya , kami mohon maaf.
Demikian pengumuman singkat terkait materi yang ada di news.tituit.com dan atas perhatianya kami ucapkan terimakasih, dan selamat membaca.
-92 MENG-TSE (MENCIUS) ± 371 SM - ± 289 SM
Meng-Tse dilahirkan sekitar tahun 371 SM di
negeri kecil Tsou, yang kini berada di provinsi Shantung.
Masa ia dilahirkan, babak akhir dinasti Chou, disebut oleh orang Cina dengan
julukan "Masa perang antar negeri," berhubung Cina secara politis
waktu itu terpecah belah. Meng-Tse, meskipun dia berada di belakang tradisi
Kong Hu-Cu dan senantiasa jadi pendukung gigih teori-teori dan gagasan Kong
Hu-Cu, akhimya dihormati selaku cerdik pandai dan filosof atas daya kreasi dan
karya pikirnya sendiri.
Meng-tse menghabiskan banyak masa dewasanya
melakukan perjalanan di seputar dalam negeri Cina dan menawarkan nasihatnya
kepada pelbagai penguasa. Beberapa penguasa mendengarkan dengan penuh hormat
kepadanya, dan untuk beberapa saat dia menjadi pejabat pemerintah Ch'i; tetapi
secara pukul rata dia tidak punya posisi permanen ataupun pembuat keputusan. Di
tahun 312 SM, saat umurnya sekitar lima
puluh sembilan tahun, dia kembali ke kampungnya di negeri Tsou dan tinggal
menetap di situ sampai mati. Kapan dia mati tidak jelas, mungkin sekitar tahun
289 SM.
Meng-tse mengumpulkan pengikut-pengikut selama
masa hidupnya, tetapi pengaruhnya atas Cina sebagian terpokok karena Book of
Menciusnya, di mana tertera ajaran-ajarannya. Meskipun buku itu bisa jadi sudah
mengalami pelbagai perbaikan oleh pengikut-pengikutnya, kecil sekali keraguan
bahwa pokok-pokoknya mencerminkan ide-ide Meng-tse sendiri.
Citra Book of Mencius berwarna idealistis dan
optimis, memantulkan keyakinan teguh Meng-tse bahwa sifat manusia itu pada
dasarnya baik: dalam banyak hal, ide politiknya serupa dengan Kong Hu-Cu;
khususnya, Meng-tse percaya benar bahwa seorang raja harus memerintah
pertama-tama lewat contoh moral daripada dengan kekuatan. Tetapi, Meng-tse
lebih mendekati "orang milik umum" daripada Kong Hu-Cu. "Langit
melihat seperti rakyat melihat, langit mendengar seperti rakyat
mendengar," adalah salah satu pernyataannya yang terbaik.
Meng-tse menekankan bahwa komponen paling
penting dari tiap negara adalah rakyat, dan bukannya penguasa. Adalah kewajiban
penguasa memajukan kesejahteraan rakyat; khususnya dia harus memberikan rakyat
itu penuntun moral dan dengan kondisi yang layak untuk hidupnya. Diantara
politik pemerintahan dia menganjurkan: perdagangan bebas; pajak ringan;
pelestarian sumber alam; pemerataan kekayaan yang sama daripada keadaan
sekarang; dan persediaan pemerintah buat kesejahteraan orang-orang tua jompo
dan orang miskin. Meng-tse percaya bahwa kekuasaan seorang Raja berasal dari
langit; tetapi seorang Raja yang mengabaikan kesejahteraan rakyat akan
kehilangan "mandat dari langit," dan akan sepantasnya ditumbangkan.
Berhubung bagian terakhir dari kalimat itu mengikis bagian pertama, Meng-tse
pada dasarnya menekankan (jauh sebelum John Locke), bahwa rakyat punya hak
memberontak melawan penguasa yang tidak adil. Ini merupakan ide yang diterima
secara luas di Cina.
Kini bicara secara umum, sepanjang hampir sepanjang
sejarah, jenis politik yang dianjurkan Meng-tse lebih populer di kalangan
rakyat ketimbang di kalangan penguasa. Karena itu janganlah heran bilamana usul
Meng-tse tidak diterima oleh penguasa-penguasa Cina pada masanya. Tetapi dalam
perjalanan sang waktu, pandangan-pandangannya menjadi semakin populer di
kalangan sarjana-sarjana Kong Hu-Cu dan di kalangan rakyat Cina. Reputasi
Meng-tse, yang sudah tinggi, bahkan menjadi lebih besar di Cina disertai dengan
bangkitnya neo-Confucianisme di abad ke-11 dan ke-12.
Di Barat, tentu saja, Meng-tse tak punya
pengaruh yang berarti. Ini disebabkan sebagian dari kenyataan bahwa dia menulis
dalam bahasa Cina. Tao Te Ching oleh Lao Tze yang ditulis dalam bahasa Cina
yang boleh dibilang bersamaan waktunya dengan Book of Mencius, telah
diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa Eropa berulang kali hanya karena banyak
orang menemukan ide yang dipaparkan di buku itu memancing rasa ingin tahu.
Tetapi relatif sedikit orang Barat telah menemukan Book of Mencius, khusus yang
orisinal- atau yang terpotong.
Mungkin kedengarannya menarik buat pemerintahan
melibatkan dirinya dalam hal kesejahteraan orang-orang jompo dan miskin dan
cacad; juga kedengarannya menarik untuk peroleh keringanan pajak. Tetapi,
seorang politikus Amerika yang mengumumkan bahwa dia mendukung kedua politik
itu tanpa penjelasan yang lebih spesifik tampaknya tidak akan peroleh dukungan
kepercayaan baik oleh pihak liberal maupun konservatif. Sama halnya, Meng-tse
menunjukkan di satu pihak dia berpihak pada pemerataan kekayaan dan di lain
pihak menunjukkan persetujuannya terhadap perdagangan bebas dan pajak rendah
tanpa sampai pada pemecahan masalah seberapa jauh kemungkinan berjalannya
pertentangan diantara kedua politik itu. Ini mungkin kedengarannya sedikit tidak
jujur bagi Meng-tse yang bagaimanapun tidak menjadi calon untuk parlemen. Ini
boleh dikemukakan oleh seorang filosof yang menyuguhkan serentetan usul
kebajikan (meskipun sebagiannya tidak konsisten) secara umum, bahkan jika dia
tidak secara khusus menunjukkan bagaimana pertentangan antara kedua prinsip itu
dipecahkan. Bagaimanapun, dalam jangka panjang, seorang filosof seperti
Machiavelli, yang mengutarakan pilihan jelas ketimbang Meng-tse punya pengaruh
lebih besar di pikiran manusia.
Tetapi, tulisan-tulisan Meng-tse telah
betul-betul mempengaruhi orang Cina. Meskipun arti pentingnya terhadap
Confucianisme tidaklah mendekati kebesaran seperti St. Paul terhadap
Kekristenan (dalam satu hal Meng-tse kekurangan kesanggupan membujuk yang sungguh
luar biasa yang ada pada St. Paul untuk menarik orang menganut pahamnya), dia
tak diragukan lagi seorang penulis yang punya pengaruh mendalam. Selama
kasarnya dua puluh dua abad, ide-idenya dipelajari di seluruh daerah yang
berpenduduk lebih dari 20% jumlah penduduk dunia. Hanya sedikit filosof di mana
pun punya pengaruh yang begitu besamya
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Manusia Bijak Kedua Cina : MENG-TSE (MENCIUS) ± 371 SM - ± 289 SM"