Penyelidik Portugis Dan Penemu Jalur Jalan Laut ke Eropa ; VASCO DA GAMA ± 1460-1524
By agussodagar - Senin, 01 Oktober 2012
PERHATIAN BUAT PARA PEMBACA NEWS.TITUIT.COM
- Sebagian Artikel Berita Foto Video news.tituit.com ini berasal dari berbagai sumber yang ada di internet .
- Hak cipta Artikel,berita,foto,video news.tituit.com menjadi milik sumber berita ,artikel,video,foto dan materi terkait.
- News.tituit.com tidak ada maksud untuk membajak hak cipta karya manapun.
- Artikel,berita,foto,video materi news.tituit.com semata mata hanya untuk documentasi , selanjutnya untuk di manfaatkan sebagai media berbagi informasi dan silaturrahmi.
- Segala metari news.tituit.com hanya untuk pembelajaran guna menanamkan suka baca dan tulis .
- Jika ada yang tidak berkenan tulisanya di tampilkan di news.tituit.com , kami harap untuk melapor kepada admin, kami tidak keberatan untuk menghapus materi tersebut.
- Jika materi ini bermanfaat , saran kami jangan lupa memberi konstribusi kepada sumber materi terkait.
- Bila ada materi yang tidak di sebutkan sumbernya , kami mohon maaf.
Demikian pengumuman singkat terkait materi yang ada di news.tituit.com dan atas perhatianya kami ucapkan terimakasih, dan selamat membaca.
-84 VASCO DA GAMA ± 1460-1524
Orang-orang Portugis sudah lama mencari jalur
ini sejak saat Pangeran Henry Sang Navigator (1394-1460). Tahun 1488 sebuah
ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Bartolomeus Dias telah sampai dan
mengitari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika dan kembali ke Portugis.
Dengan keberhasilan ini, Raja Portugis mahfum bahwa usaha lama mencari jarak
terpendek ke India
kini hampir mendekati kenyataan. Tetapi, ada pelbagai penundaan, dan baru tahun
1497 sebuah ekspedisi ke India
benar-benar dilaksanakan. Untuk memimpin ekspedisi itu raja menunjuk Vasco da
Gama, seorang bangsawan dari kelas rendahan yang lahir sekitar tahun 1460 di kota
Sines, Portugis.
Da Gama bongkar sauh tanggal 8 Juli 1497,
terdiri empat kapal di bawah komandonya dengan jumlah kelasi seluruhnya 170
orang termasuk penterjemah bahasa Arab. Pertama ekspedisi berlayar menuju
kepulauan Tanjung Verde. Lalu, daripada dia telusuri pantai Afrika seperti
dilakukan oleh Dias, da Gama berlayar menuju selatan, jauh di luar Samudera
Atlantik. Dia berlayar terus jauh ke selatan, dan kemudian membelok ke timur
mencapai Tanjung Harapan. Ini merupakan pilihan yang jitu, lebih cepat
ketimbang menyusuri pantai ke selatan, biarpun perbuatan ini memerlukan
keberanian lebih banyak dan kelihaian navigasi. Akibat rute yang dipilihnya,
kapal-kapal Gama tidak kelihatan dari daratan selama tidak kurang dari sembilan
puluh tiga hari --lebih lama dua setengah kali dari yang dialami kapal
Colombus!
Da Gama mengitari Tanjung Harapan pada tanggal
22 Nopember, kemudian berlayar ke utara menyelusuri pantai timur Afrika. Dalam
pelayaran ke utara itu dia membuang sauh di pelbagai kota
yang dikuasai orang Muslim, termasuk Mambasa dan Malindi yang kini bernama Kenya.
Di Malindi dia ambil seorang penunjuk jalan bangsa India
yang menuntunnya selama 23 hari melintasi Laut Arab menuju India.
Tanggal 20 Mei 1498, sekitar 10 bulan sesudah keberangkatannya dari Portugis da
Gama sampai di Calicut, kota pusat perdagangan paling penting di India bagian
selatan. Penguasa Hindu di Calicut, Zamorin, mulanya menyambut baik kedatangan
da Gama. Tetapi, kemudian Zamorin merasa kecewa karena hadiah upeti yang
dipersembahkan da Gama kelewat murah harganya. Berkaitan dengan kekejaman
pedagang-pedagang Muslim yang menguasai rute jalan perdagangan di Samudera
Hindia, ini menjadi halangan buat da Gama meneruskan transaksi dagang dengan
Zamorin. Kendati begitu, ketika da Gama meninggalkan Calicut
bulan Agustus, da Gama diberi muatan rupa-rupa rempah-rempah agar disampaikan
kepada pemerintahnya di Portugis, begitu juga sejumlah orang India.
Perjalanan pulang rupanya lebih sulit ketimbang
pergi. Makan jangka waktu sekitar 3 bulan melintasi Laut Arab dan banyak awak
kapal yang mati karena penyakit darah akibat kebanyakan makan daging tetapi
kekurangan buah dan tumbuhan. Akhirnya cuma dua kapal selamat sampai di rumah:
kapal pertama berlabuh di Portugis tanggal 10 Juli 1499 dan kapal da Gama
sendiri baru sampai 2 bulan kemudian. Hanya 55 anak buahnya dapat bertahan
hidup, berarti kurang dari sepertiga tatkala berangkat memulai pengembaraan.
Tetapi, ketika da Gama kembali ke Lisabon tanggal 9 September 1499, baik dia maupun Raja memahami betul
bahwa perjalanan dua tahun itu merupakan suatu sukses besar.
Enam bulan kemudian, Raja Portugis kirim lagi
ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Pedro Alvares Cabral. Cabral tiba pada
saat yang tepat di India,
menemukan rute perjalanan ke Brazil
(kendati para historikus percaya bahwa sudah ada orang Portugis lain yang
menemukannya lebih dulu), dan kembali ke Portugis membawa tumpukan
rempah-rempah. Tetapi, beberapa anak buah Cabral terbunuh di Calicut
sehingga tahun 1502 da Gama dikirim kembali ke sana
untuk melakukan hukuman pembalasan, membawa armada yang terdiri dari 20 kapal.
Tingkah laku da Gama dalam ekspedisi ini
betul-betul ganas. Di luar perairan pantai India
dia merampas sebuah kapal Arab yang sedang lewat dan sesudah memindahkan
muatannya tetapi tidak penumpangnya, dia bakar kapal itu di tengah laut.
Kesemua penumpang yang ada di atas kapal, termasuk wanita dan anak-anak,
musnah. Ketika dia sampai di Calicut da Gama dengan congkak minta agar Zamorin
mengahalau semua Muslim dari pelabuhan. Ketika Zamorin bimbang, da Gama
menangkapnya dan membunuhnya, dan menyisihkan 37 pelaut-pelaut India
lantas dibomnya pelabuhan itu. Murka tetapi tak berdaya orang-orang Zamorin
mengabulkan permintaan da Gama. Dalam perjalanan pulang da Gama mendirikan
beberapa koloni Portugis di Afrika Timur.
Untuk hasil karya ini dia peroleh hadiah besar
dari Raja Portugis, diberi gelar kebangsawanan, diberi perkebunan, diberi
jaminan pensiun dan rupa-rupa hadiah uang. Da Gama tidak kembali ke India
hingga tahun 1524 ketika Raja baru Portugis mengangkatnya jadi Raja muda India.
Beberapa bulan sesudah tiba di India
dia jatuh sakit dan meninggal di sana
bulan Desember 1524. Dia akhirnya dimakamkan kembali di Lisabon. Da Gama
beristri dan punya tujuh anak.
Arti penting utama perjalanan Vasco da Gama
adalah karena dia membuka jalur laut langsung antara Eropa dan India
serta Timur Jauh, yang faedahnya bisa turut dikecap oleh banyak negara.
Dalam jangka pendek, faedah terbesar karuan
saja jatuh pada Portugis. Melalui jalur perdagangan baru ke Timur, negeri yang
tadinya melarat ini di pinggiran Eropa yang berbudaya mendadak sontak jadi
negeri terkaya di Eropa. Portugis dengan cepat mendirikan koloni-koloni jajahan
di seputar Samudera Indonesia.
Mereka punya benteng-benteng dan pos-pos serdadu di India,
Indonesia,
Madagaskar, di pantai timur Afrika dan di banyak tempat lagi. Ini sudah barang
tentu merupakan tambahan belaka dari daerah yang mereka sudah kuasai seperti
Brasil dan daerah-daerah jajahan lainnya di belahan barat Afrika yang sudah
mereka bangun bahkan sebelum perjalanan Vasco Da Gama. Orang-orang Portugis
berhasil mempertahankan daerah-daerah jajahan ini hingga pertengahan abad
ke-20.
Pembukaan jalur perdagangan baru ke India
oleh Vasco da Gama membawa akibat kemunduran luar biasa buat pedagang-pedagang
Muslim yang tadinya menguasai jalur perdagangan di Samudera Indonesia.
Pedagang-pedagang Muslim ini segera sepenuhnya dikalahkan dan tempatnya
digantikan oleh Portugis. Lebih jauh dari itu, jalur perdagangan lewat darat
antara India ke
Eropa menjadi tidak berguna karena jalur laut lewat Afrika yang dirintis oleh
Portugis jauh lebih murah. Ini merupakan pukulan pahit baik buat orang-orang
Turki Ottoman maupun kota-kota perdagangan Itali (seperti Venesia) yang tadinya
menguasai perdagangan ke Timur. Tetapi, bagi Eropa lainnya ini berarti
barang-barang dari Timur Jauh berharga lebih murah daripada semula.
Akhirnya, pengaruh terbesar dari perjalanan
Vasco da Gama tidaklah terhadap Eropa atau Timur Tengah, tetapi lebih banyak
terhadap India
dan Asia Tenggara. Sebelum tahun 1498 India
terpencil dari Eropa. Memang, sepanjang sejarah India
merupakan satu negeri berdiri sendiri, kecuali ada pengaruh luar yang datang
dari arah barat laut. Perjalanan Vasco da Gama mendobrak keterasingan ini dan
menyuguhkan hubungan langsung dengan kebudayaan Eropa lewat jalur laut.
Pengaruh serta kekuatan Eropa tumbuh lebih mantap dan lebih kuat di India,
hingga pada pertengahan abad ke-19 seluruh anak benua itu jatuh ke bawah
kekuasaan mahkota kerajaan Inggris. (Perlu dicatat, inilah satu-satunya saat
dalam sejarah bahwa India
dipersatukan di bawah satu penguasa). Sedangkan untuk Indonesia,
mulanya sekedar peroleh pengaruh Eropa, kemudian seluruhnya jatuh di bawah
kekuasaan Eropa. Hanya sesudah pertengahan abad ke-20 daerah-daerah ini
memperoleh otonominya.
Tokoh yang jelas bisa disejajarkan dengan Vasco
da Gama adalah Christopher Colombus. Dalam beberapa hal, perbandingan ini
memberi kelebihan kepada Vasco da Gama. Perjalanannya, misalnya, jauh lebih
membawa hasil yang mengesankan. Dan jauh lebih lama dari perjalanan Colombus
baik diukur dari jarak maupun lamanya. Lebih dari tiga kali lipat! Dan
memerlukan kelihaian navigasi lebih banyak. (Colombus, tak peduli berapa dia
kehilangan arah, paling-paling dia tidak menemukan Dunia Baru, sedangkan Vasco
da Gama akan kehilangan Tanjung Harapan dan lenyap entah ke mana di Samudera Indonesia).
Lebih jauh dari itu, tidak seperti Colombus, Vasco da Gama berhasil sampai ke
tujuan yang direncanakannya.
Tentu bisa diperdebatkan, Vasco da Gama tidak
menemukan Dunia Baru, tetapi sekedar membuat hubungan antara orang-orang Eropa
dengan negeri-negeri yang memang sudah berpenduduk. Jika demikian halnya, apa
bedanya dengan Colombus.
Perjalanan Colombus akhimya punya pengaruh yang
luar biasa terhadap kebudayaan yang belum berkembang di Dunia Baru; perjalanan
da Gama akhirnya menghasilkan perubahan budaya India
dan Indonesia.
Dalam hal menilai arti penting antara Colombus dan Vasco da Gama, satu hal
perlu diingat, kendati Amerika Selatan dan Amerika Utara jauh lebih besar
ketimbang India, tetapi India punya penduduk lebih banyak dari semua penduduk
Dunia Baru digabung jadi satu!
Namun bagaimanapun juga, jelas Colombus lebih
berpengaruh luas ketimbang Vasco da Gama. Pertama, pelayaran mengelilingi
Afrika menuju India
bukanlah berasal dari keinginan Vasco da Gama sendiri. Raja Portugislah yang
memutuskan mengirim ekspedisi itu jauh sebelum dia memilih Vasco da Gama untuk
memimpinnya. Sedangkan ekspedisi Colombus muncul dari dorongan Colombus
sendiri, dan berkat pendekatan dan cara merebut hatilah sehingga Ratu Isabella
bersedia menunjangnya dengan keuangan. Kalau saja tidak karena Colombus, Dunia
Baru (walaupun cepat atau lambat akan ditemukan orang juga) baru akan diinjak
orang entah berapa tahun kemudian, dan mungkin oleh warga Eropa lain. Selain
itu, andaikata Vasco da Gama tidak diberanakkan oleh bundanya ke dunia ini,
raja Portugis tinggal pilih orang lain memimpin ekspedisi itu. Bahkan andaikata
Vasco da Gama tidak becus dan gagal, orang Portugis tidak akan menyetop niatnya
cari jalur langsung ke India
jika tampak olehnya kemungkinan itu tidak jauh. Dan, kalau saja Portugis tidak
mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang pantai barat Afrika, sedikit sekali
kemungkinan bangsa-bangsa Eropa lain mampu menjejakkan kakinya pertama kali di India.
Kedua, pengaruh Eropa atas India
dan Timur Jauh tidaklah sebanding dengan pengaruh Eropa atas Dunia Baru.
Kebudayaan India
cepat berubah sesudah ada kontak dengan Barat. Tetapi, dalam tempo beberapa
dekade sesudah pelayaran Colombus, kebudayaan Dunia Baru malahan boleh dibilang
hancur luluh. Juga tak ada persamaan antara India
dengan berdirinya Amerika Serikat di Dunia Baru itu.
Seperti halnya orang tidak bisa memberi pujian
(atau kutukan) kepada Christopher Colombus atas semua peristiwa yang terjadi di
Dunia Baru, begitu pula orang tidak bisa menghargai Vasco da Gama dengan semua
hasil-hasil dari adanya kontak antara Eropa dan Timur. Vasco da Gama hanyalah
membuat salah satu mata rantai saja karena banyak lagi orang yang dapat dicatat
sebagai perintis: Henry Sang Navigator, sejumlah pelaut Portugis yang
menjelajahi pantai barat Afrika; Bartolomeus Dias; Vasco da Gama sendiri; para
pengganti sesudahnya (seperti Fransisco de Almeida dan Alfonso d'Albuquerque);
dan masih banyak lagi. Saya pikir, Vasco da Gama hanyalah merupakan mata rantai
terpenting belaka. Tetapi, dia bukanlah orang yang begitu punya peranan penting
seperti dilakukan Christopher Colombus dalam hal Eropanisasi Dunia Baru. Atas
dasar prinsip penting itulah Vasco da Gama dicantumkan dalam daftar buku ini
jauh di bawah Colombus
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Penyelidik Portugis Dan Penemu Jalur Jalan Laut ke Eropa ; VASCO DA GAMA ± 1460-1524"