Logika Kepercayaan Nyai Ratu Kidul
By agussodagar - Senin, 03 September 2012
Logika Kepercayaan Nyai Ratu Kidul
Saya ulangi lagi, mungkin orang berpendapat soal kepercayaan
atau agama tidak memerlukan logika. Itu sungguh keliru. Kalau orang
hanya mempercayai atau meyakini sesuatu tanpa menggunakan akal
pikiran, sudah pasti akan gampang terjerumus. Mengapa negara-negara
di dunia melarang sekte atau kepercayaan yang ajarannya, misalnya:
bunuh diri massal, membakar diri, menyerang atau membunuh orang
lain? Sebab kepercayaan itu bertentangan dengan akal atau logika.
Kalau misalnya saya menganut agama Islam gara-gara orang tua
saya beragama Islam, tanpa menganalisis dan menimbang-nimbang
ajarannya dengan akal pikiran, maka berarti saya bukan beragama atas
dasar keyakinan akal dan pikiran saya sendiri, tapi atas dasar keyakinan
dari orang tua saya. Saya tidak perlu mengikuti kepercayaan orang tua
saya sebagai mistikus kejawen, sebab menurut saya kepercayaan itu tidak
masuk akal, oleh sebab itu kepercayaan atau keyakinan saya kepada
agama Islam adalah dari dasar penilaian pemikiran saya sendiri, bukan
hanya ikut-ikutan.
Kalau keyakinan atau kepercayaan tidak dilandasi akal pikiran,
itu namanya kepercayaan atau keyakinan buta yang kadang-kadang bisa
menimbulkan fanatisme berlebihan. Contoh: Amrozi dan kawan-kawan
memperoleh ajaran Islam bahwa jihad itu pahalanya surga. Berjuang
melawan orang-orang kafir itu jihad. Lalu, Amrozi cs mengebom Kuta
Bali, karena mereka meyakini bahwa di situ banyak orang kafir. Maka
ratusan manusia meninggal dunia akibat bom Amrozi cs itu. Itulah yang
disebut keyakinan buta tanpa logika sehingga akibatnya kekonyolan.
Ajaran agama harus dipikirkan dengan akal. Akal pikiran sangat
penting untuk interpretasi atau penafsiran. Misalnya, jihad yang
dimaksudkan ajaran Islam tentu bukan membunuhi orang-orang tidak
berdosa seperti itu. Membunuh kecoak tanpa sebab saja berdosa, apalagi
membunuh manusia. Itu tidak masuk akal. Kalau misalnya kampung
Amrozi di Lamongan sana diserang dan dikacaukan para perampok, lalu
Amrozi cs melawan para perampok itu, maka itulah yang namanya jihad
(yang masuk akal).
Saya langsung ke logika kepercayaan kepada Nyai Ratu Kidul.
Pertama-tama kita harus menerima kenyataan bahwa
kepercayaan terhadap Nyai Ratu Kidul sudah ratusan tahun yang lalu
telah menjadi cerita rakyat, dari dongeng sebelum tidur, dan di era
modern ini sampai diangkat ke layar lebar. Nyai Ratu Kidul bukanlah
merupakan sejarah. Terdapat banyak versi tentang asal-usulnya dan
tidak terdokumentasi dalam prasasti atau kitab yang memuat catatan-
catatan waktu atau kronologi yang jelas. Jika ada syair Serat Wedatama
yang dibuat Mangkunegoro IV dan sejenisnya, maka tidak lain hanya
sebatas karya seni dan sastra. Jawa Barat mempunyai versi sendiri, Jawa
Tengah juga mempunyai beberapa versi.
Muaranya memang sama, yaitu: sosok yang bernama Nyai Ratu
Kidul. Namun hulunya berbeda, sebab ada versi yang mengatakan
bahwa Nyai Ratu Kidul itu dari Mataram, Pajajaran, hutan Sigaluh,
Munding Wangi dan sebagainya.
Pertanyaannya adalah: mungkinkah satu sosok yang bernama
Nyai Ratu Kidul berasal dari beberapa sosok manusia? Secara logika;
tidak mungkin!
Untuk sementara saya berhipotesa bahwa Nyai Ratu Kidul itu
adalah sosok fiktif. Ia adalah sosok yang sengaja diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan kepercayaan masyarakat di masing-masing daerah
di pesisir Selatan Jawa. Seperti halnya Ibrahim sebelum menjadi nabi,
menganggap matahari, bulan atau bintang sebagai kekuatan di luar
manusia yang menguasai manusia, sebab ia membutuhkannya. Atau
fenomena masyarakat yang memitoskan seseorang yang mempunyai
kelebihan untuk dianggap sebagai pelindung, seperti halnya sebagian
kelompok orang tertentu yang menganggap Maradona sebagai Dewa
mereka. Padahal Maradona itu tetap manusia biasa yang akhirnya akan
mati.
Mitos-mitos seperti itu juga terjadi di luar Indonesia. Kita dapat
membaca literatur tentang golongan-golongan atau sekte-sekte.
Termasuk aliran Syiah yang masih terpecah-pecah lagi menjadi sekte-
sekte yang mempunyai keyakinan khusus sendiri-sendiri. Mereka,
masing-masing sangat fanatik dengan pimpinan (imam) mereka,
sehingga kematiannya tidak dianggap sebagai kematian, melainkan
sebagai jalan sementara untuk menuju pada kebangkitan yang kelak
akan menuntut balas atas kematian Imam Husain dan golongannya di
Padang Karbala.
Yang aneh (tidak masuk akal) adalah jika setiap sekte tersebut
mempunyai Imam Mahdi sendiri-sendiri, padahal Imam Mahdi
seharusnya hanya ada satu. Sama halnya dengan Nyai Ratu Kidul yang
dengan berbagai versi menimbulkan fakta bahwa ada banyak perempuan
yang bisa menjadi Nyai Ratu Kidul. Lalu mana Nyai Ratu Kidul yang
sesungguhnya, apakah Dewi Srengenge dari Munding Wangi, ataukah
Ni Mas Ratu Angin dari Mataram, ataukah Puteri Kerajaan Pajajaran,
ataukah Puteri Pagedongan dari hutan Sigaluh, atau siapa?
Pertanyaan ini tidak bisa dijawab sebab tidak mungkin Nyai
Ratu Kidul itu terdiri dari beberapa orang. Tidak ada satupun versi yang
memberikan koreksi atau pembatalan versi-versi lain dengan argumen.
Sehingga seluruh versi cerita asal-usul Nyai Ratu Kidul lebih layak dan
logis disebut sebagai dongeng.
Untuk menghasilkan kesimpulan logis tentang ada atau
tidaknya Nyai Ratu Kidul maka perlu sudut pandang yang komulatif
termasuk yang akan diterangkan berikut.
Nyai Ratu Kidul diyakini masyarakat Jawa sebagai isteri gaib
dari Sutowijoyo. Kita sudah mengetahui bagaimana karakter dan etika
Sutowijoyo, yang tidak lain adalah seorang penguasa yang cerdik, licik,
pembohong dan kejam. Sutowijoyo, meskipun konon adalah murid
Sunan Kalijaga, tetapi dalam berpolitik sama sekali tidak berpegang
teguh pada etika dan tatakrama politik Islam. Sutowijoyo seperti para
penguasa Jawa pada umumnya, tidak pandang beragama Hindu, Budha
atau Islam; licik dan kejam.
Lalu apa hubungannya dengan Nyai Ratu Kidul?
Boleh jadi Nyai Ratu Kidul adalah tokoh rekaan guna untuk
memperkokoh kekuasaan Sutowijoyo. Dengan melemparkan isu bahwa
Sutowijoyo menjalin aliansi dengan Penguasa lelembut dari Laut Selatan,
maka pastilah akan membuat banyak lawan-lawannya bergidik. Itu
dalah teknik psywar secara mistis. Sebab orang Jawa pada umumnya
masih terpengaruh (menganut) kepercayaan mistik, maka itu dijadikan
pertimbangan oleh Sutowijoyo.
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Logika Kepercayaan Nyai Ratu Kidul "