Mikrobia dalam Pengolahan Limbah Cair Tahu
By agussodagar - Rabu, 08 Agustus 2012
Mikrobia merupakan salah satu faktor kunci yang ikut
menentukan berhasil tidaknya suatu proses penanganan limbah cair
organik secara biologi. Keberadaanya sangat diperlukan untuk berbagai
tahapan dalam perombakan bahan organik.
Marchaim (1992) menyatakan bahwa efektifitas biodegradasi
limbah organik menjadi metana membutuhkan aktifitas metabolik yang
terkoordinasi dari populasi mikrobia yang berbeda-beda. Populasi
mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap diinokulasikan
pada media fermentasi disebut sebagai starter.
Bakteri, suatu grup prokariotik, adalah organisme yang mendapat
perhatian utama baik dalam air maupun dalam penanganan air limbah
(Jenie dan Winiati, 1993). Jadi, dalam proses anaerobik, mikrobia yang
digunakan berasal dari golongan bakteri. Bakteri yang bersifat
fakultatif anaerob yaitu bakteri yang mampu berfungsi dalam kondisi
aerobik maupun anaerobik. Bakteri-bakteri tersebut dominan dalam
proses penanganan limbah cair baik secara aerobik ataupun anaerobik.Marchaim (1992) menyatakan bahwa digesti atau pencernaan
bahan organik yang efektif membutuhkan kombinasi metabolisme dari
berbagai jenis bakteri anaerobik.
Beberapa jamur (fungi) dan protozoa dapat ditemukan dalam
penguraian anaerobik, tetapi bakteri merupakan mikroorganisme yang
paling dominan bekerja didalam proses penguraian anaerobik. Sejumlah
besar bakteri anaerobik dan fakultatif yang terlibat dalam proses
hidrolisis dan fermentasi senyawa organik antara lain adalah
Bacteroides, Bifidobacterium, Clostridium, Lactobacillus,
Streptococcus. Bakteri asidogenik (pembentuk asam) seperti
Clostridium, bakteri asetogenik (bakteri yang memproduksi asetat dan
H2) seperti Syntrobacter wolinii dan Syntrophomonas wolfei (Said,
2006)
Bakteri metana yang telah berhasil diidentifikasi terdiri dari
empat genus (Jenie dan Rahayu, 1993) :
1. Bakteri bentuk batang dan tidak membentuk spora dinamakan
Methanobacterium.
2. Bakteri bentuk batang dan membentuk spora adalah
Methanobacillus.3. Bakteri bentuk kokus yaitu Methanococcus atau kelompok koki yang
membagi diri.
4. Bakteri bentuk sarcina pada sudut 90O dan tumbuh dalam kotak yang
terdiri dari 8 sel yaitu Methanosarcina.
Bakteri metanogen melaksanakan peranan penting pada digesti
anaerob karena mengendalikan tingkat degradasi bahan organik dan
mengatur aliran karbon dan elektron dengan menghilangkan metabolit
perantara yang beracun dan meningkatkan efisiensi termodinamik dari
metabolisme perantara antar spesies.
Soetarto et all. (1999) menyatakan bahwa bakteri metanogen
merupakan obligat anaerob yang tidak bisa tumbuh pada keadaan yang
terdapat oksigennya dan menghasilkan metan dari oksidasi hidrogen
atau senyawa organik sederhana seperti asetat dan metanol serta tidak
dapat menggunakan karbohidrat, protein, dan substrat komplek organik
yang lain. Bakteri penghasil metan bersifat gram variabel, anaerob,
dapat mengubah CO2 menjadi metan, dinding selnya mengandung protein
tetapi tidak mempunyai peptidoglikan. Bakteri ini merupakan mikrobia
Archaebacteria yang merupakan jasad renik prokariotik yang habitatnya
sangat ekstrim. Archaebacteria adalah kelompok prokariot yang sangat berbeda dari eubacteria. Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
(murein), tidak sensitif terhadap kloramfemikol. Pada
Methanobacterium sp., dinding selnya mengandung materi seperti
peptidoglikan yang disebut pseudopeptidoglikan atau pseudomurein
tersusun dari N asetil glukosamin dan asam N asetil talosaminuronat (2
gula amino). Asam amino yang ada semuanya bentuk L (pada
peptidoglikan bentuk D). Dinding sel Archaebacteria tahan terhadap
lisosim. Methanosarcina sp. mengandung dinding sel tebal galaktosamin,
asam glukuronat, dan glukosa. Dinding sel Methanococcus dan
Methanomicrobium mengandung protein dan kekurangan karbohidrat.
Dwidjoseputro (1998) menyatakan bahwa ciri genus
Methanobacterium adalah anaerob, autotrof/heterotrof, dan
menghasilkan gas metan. Bakteri autotrof (seringkali dibedakan antara
kemoautotrof dan fotoautotrof) dapat hidup dari zat-zat anorganik.
Bakteri heterotrof membutuhkan zat organik untuk kehidupannya.
Substrat yang digunakan oleh bakteri metanogen berupa karbon
dengan sumber energi berupa H2/CO2, format, metanol, metilamin, CO,
dan asetat. Kebanyakan metanogen dapat tumbuh pada H2/CO2, akan
tetapi beberapa spesies tidak dapat memetabolisme H2/CO2. Nutrisi yang dibutuhkan oleh metanogen bervariasi dari yang sederhana sampai
yang kompleks. Berkaitan dengan asimilasi karbon, ada yang berupa
metanogen autotrof dan heterotrof. Di habitat aslinya, bakteri
metanogen terantung dari bakteri lain yang menyuplai nutrien esensial
seperti sisa mineral, vitamin, asetat, asam amino, atau faktor-faktor
tumbuh lainnya (Main and Smith, 1981).
Bakteri yang berperan dalam penguraian limbah organik secara
alami tumbuh secara lambat sehingga diperlukan penambahan inokulasi
pengurai limbah. Salah satu merk dagang inokulum yang biasa digunakan
adalah Bio2000. Kemasan Bio2000 mendiskripsikan bahwa Bio2000
merupakan serbuk pengurai limbah organik yang didalamnya terdapat
bakteri dan bahan-bahan alami yang dapat menghasilkan bifido bacteria
(bakteri yang menguntungkan) sehingga mampu memacu penguraian
limbah organik lebih cepat. Komposisi Bio2000 adalah air (3 %), % abu
(72,46), protein kasar (3,57 % ), lemak kasar ( 0,27 %), serat kasar
(9,37), kalsium (19,12 %), fosfor (0,1 %), dan lain-lain (11,33 %). Bakteri
yang diinokulasikan adalah bakteri amilolitik (35,43 %), selulotik ( 26,64
%), proteolitik (20,84 %), dan lipolitik (17,13 %).
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Mikrobia dalam Pengolahan Limbah Cair Tahu"