Potensi Limbah Cair Industri Tahu Sebagai Sumber Energi Alternatif Biogas
By agussodagar - Rabu, 08 Agustus 2012
Biogas dikenal sebagai gas rawa atau lumpur dan bisa digunakan
sebagai bahan bakar. Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan
dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri
anaerob. Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk
menghasilkan biogas (Anonim, 2005).
Whey merupakan bagian limbah cair tahu yang paling berbahaya.
Pengolahan limbah cair tahu secara anaerobik memungkinkan konversi
whey menjadi biogas karena whey mengandung bahan organik cukup
tinggi sebagaimana yang ditunjukkan oleh nilai CODnya. Pembentukan
biogas terjadi selama proses fermentasi berjalan (Setiawan, 2005).
Pembuatan dan penggunaan biogas di Indonesia mulai digalakkan
pada awal tahun 1970-an dengan tujuan memanfaatkan buangan atau sisa
yang berlimpah dari benda yang tidak bermanfaat menjadi yang
bermanfaat, serta mencari sumber energi lain di luar kayu bakar dan
minyak tanah. Pembuatan biogas bisa dengan drum bekas yang masih kuat atau sengaja dibuat dalam bentuk bejana dari tembok atau bahan-
bahan lainnya (Suriawiria, 2005).
Biogas dipergunakan dengan cara yang sama seperti penggunaan
gas lainnya yang mudah terbakar dengan mencampurnya dengan oksigen
(O2). Untuk mendapatkan hasil pembakaran yang optimal perlu dilakukan
proses pemurnian/penyaringan karena biogas mengandung beberapa gas
lain yang tidak menguntungkan (Anonim, 2005).
Biogas dapat digunakan untuk kepentingan penerangan dan
memasak. Lampu atau kompor yang sudah umum dan biasa dipergunakan
untuk gas lain selain biogas tidak cocok untuk pemakaian biogas,
sehingga memerlukan penyesuaian karena bentuk dan sifat biogas
berbeda dengan bentuk dan sifat gas lain yang sudah umum. Pusat
Teknologi Pembangunan (PTP) ITB telah sejak lama membuat lampu atau
kompor yang dapat menggunakan biogas, yang asalnya dari lampu
petromak atau kompor yang sudah ada. Kompor biogas tersebut
tersusun dari rangka, pembakar, spuyer, cincin penjepit spuyer dan
cincin pengatur udara, yang kalau sudah diatur akan mempunyai
spesifikasi temperatur nyala api dapat mencapai 560°C dengan warna nyala biru muda pada malam hari, dan laju pemakaian biogas 350
liter/jam. (Suriawiria, 2005).
Gas metan mempunyai nilai kalor antara 590 – 700 K.cal/m3.
Sumber kalor lain dari biogas adalah dari H2 serta CO dalam jumlah
kecil, sedang karbon dioksida dan gas nitrogen tak berkontribusi dalam
soal nilai panas. Nilai kalor biogas lebih besar dari sumber energi
lainnya, seperti coalgas (586 K.cal/m3) ataupun watergas (302
K.cal/m3). Nilai kalor biogas lebih kecil dari gas alam (967 K.cal/m3).
Setiap kubik biogas setara dengan 0,5 kg gas alam cair (liquid petroleum
gases/LPG), 0,5 L bensin dan 0,5 L minyak diesel. Biogas sanggup
membangkitkan tenaga listrik sebesar 1,25 – 1,50 kilo watt hour (kwh)
(Setiawan,2005).
Biogas merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
sangat tinggi dan cepat daya nyalanya, sehingga sejak biogas berada
pada bejana pembuatan sampai penggunaannya untuk penerangan
ataupun memasak, harus selalu dihindarkan dari api yang dapat
menyebabkan kebakaran atau ledakan (Suriawiria, 2005).
Pembuatan biogas dimulai dengan memasukkan bahan organik ke
dalam digester, sehingga bakteri anaerob membusukkan bahan organiktersebut dan menghasilkan gas yang disebut biogas. Biogas yang telah
terkumpul di dalam digester dialirkan melalui pipa penyalur gas menuju
tangki penyimpan gas atau langsung ke lokasi penggunaannya, misalnya
kompor. Biogas dapat dipergunakan dengan cara yang sama seperti cara
penggunaan gas lainnya yang mudah terbakar. Pembakaran biogas
dilakukan dengan mencampurnya dengan oksigen (O2). Untuk
mendapatkan hasil pembakaran yang optimal perlu dilakukan proses
pemurnian/penyaringan karena biogas mengandung beberapa gas lain
yang tidak menguntungkan. Keuntungan lain yang diperoleh adalah
dihasilkannya lumpur yang dapat digunakan sebagai pupuk. Faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas sistem biogas antara lain jenis bahan
organik yang diproses, temperatur digester, ruangan tertutup atau
kedap udara, pH, tekanan udara serta kelembaban udara. Komposisi gas
yang terdapat di dalam biogas adalah 40-70 % metana (CH4), 30-60 %
karbondioksida (CO2) serta sedikit hidrogen (H2) dan hidrogen sulfida
(H2S) (Anonim,2005).
Dari proses fermentasi dihasilkan campuran biogas yang terdiri
atas, metana (CH4), karbon dioksida, hidrogen, nitrogen dan gas lain
seperti H2S. Metana yang dikandung biogas ini jumlahnya antara 54 –70%, sedang karbon dioksidanya antara 27 – 43%. Gas-gas lainnya
memiliki persentase hanya sedikit saja (Setiawan, 2005).
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Potensi Limbah Cair Industri Tahu Sebagai Sumber Energi Alternatif Biogas"