Juru Bicaranya Pemikiran Bebas Liberal VOLTAIRE 1694-1778
By agussodagar - Senin, 01 Oktober 2012
PERHATIAN BUAT PARA PEMBACA NEWS.TITUIT.COM
- Sebagian Artikel Berita Foto Video news.tituit.com ini berasal dari berbagai sumber yang ada di internet .
- Hak cipta Artikel,berita,foto,video news.tituit.com menjadi milik sumber berita ,artikel,video,foto dan materi terkait.
- News.tituit.com tidak ada maksud untuk membajak hak cipta karya manapun.
- Artikel,berita,foto,video materi news.tituit.com semata mata hanya untuk documentasi , selanjutnya untuk di manfaatkan sebagai media berbagi informasi dan silaturrahmi.
- Segala metari news.tituit.com hanya untuk pembelajaran guna menanamkan suka baca dan tulis .
- Jika ada yang tidak berkenan tulisanya di tampilkan di news.tituit.com , kami harap untuk melapor kepada admin, kami tidak keberatan untuk menghapus materi tersebut.
- Jika materi ini bermanfaat , saran kami jangan lupa memberi konstribusi kepada sumber materi terkait.
- Bila ada materi yang tidak di sebutkan sumbernya , kami mohon maaf.
Demikian pengumuman singkat terkait materi yang ada di news.tituit.com dan atas perhatianya kami ucapkan terimakasih, dan selamat membaca.
-79 VOLTAIRE 1694-1778
Voltaire lahir tahun 1694 di Paris dari
keluarga menengah, dan ayahnya seorang ahli hukum. Di masa mudanya Voltaire
belajar di perguruan Jesuit Louis-le-Grand di Paris.
Selepas itu dia belajar ilmu hukum sebentar tetapi kemudian ditinggalkannya.
Selaku remaja di Paris dia dikenal
cerdas, pandai humor tingkat tinggi dan tersembur dari mulutnya kalimat-kalimat
satire. Di bawah ancient regime alias pemerintahan lama, tingkah laku macam itu
bisa mengundang bahaya. Dan betul saja! Karena ucapan-ucapannya yang mengandung
politik dia ditahan "diamankan" di penjara Bastille. Hampir setahun
penuh dia meringkuk di situ. Tetapi dia tidak sebodoh pemerintah yang
menjebloskannya. Dia bukannya bengong-bengong seperti orang bego, tetapi
disibukkannya dirinya dengan menulis sajak-sajak kepahlawanan Henriade yang
kemudian dapat penghormatan tinggi. Tahun 1718, tak lama sesudah Voltaire
menghirup udara bebas, drama Oedipe-nya diprodusir di Paris
dan merebut sukses besar. Di umur dua puluh empat tahun Voltaire sudah jadi
orang termasyhur, dan dalam sisa enam puluh tahun hidupnya dia betul-betul jadi
jagonya kesusasteraan Perancis.
Voltaire punya kepintaran ganda yang langka:
pintar dalam hubungan uang dan pintar dalam hubungan ucapan. Tak heran jika
setingkat demi setingkat dia menjadi seorang yang hidup bebas dengan kantong
penuh uang. Tetapi tahun 1726 dia dapat kesulitan. Voltaire sudah menempatkan
dirinya selaku orang yang cerdas dan brilian dalam adu pendapat, bukan saja
menurut ukuran jamannya tetapi mungkin untuk ukuran sepanjang jaman. Tetapi,
dia kurang supel dan rendah hati yang oleh kalangan aristokrat Perancis
dianggap suatu persyaratan yang mesti dipunyai oleh seorang kebanyakan seperti
dia. Hal ini menyebabkan pertentangan antara Voltaire dengan kaum aristokrat,
khususnya Chevalier de Rohan yang dikalahkan oleh kecerdasan Voltaire dalam adu
kata. Selang beberapa lama, Chevalier mengupah tukang-tukang pukul mempermak
Voltaire dan menjebloskannya lagi kedalam penjara Bastille. Voltaire dibebaskan
dari situ dengan syarat dia mesti meninggalkan Perancis. Karena itu dia
berkeputusan menyeberang ke Inggris dan tinggal di sana
selama dua setengah tahun.
Tinggalnya dia di Inggris rupanya merupakan
titik balik dalam kehidupan Voltaire. Dia belajar bercakap dan menulis dalam
bahasa Inggris dan karenanya menjadi terbiasa dengan karya-karya besar orang
Inggris masyhur seperti John Locke, Francis Bacon, Isaac Newton dan William
Shakespeare. Dia juga berkenalan secara pribadi dengan sebagian besar cerdik
cendikiawan Inggris masa itu. Voltaire amat terkesan dengan Shakespeare dan
ilmu pengetahuan Inggris serta empirisme, faham yang berpegang pada perlunya
ada percobaan secara praktek dan bukannya berpegang pada teori melulu. Tetapi,
dari semuanya itu yang paling mengesankannya adalah sistem politik Inggris.
Demokrasi Inggris dan kebebasan pribadi memberi kesan yang amat berlawanan
dengan apa yang Voltaire saksikan di Perancis. Tak ada bangsawan Inggris bisa
mengeluarkan letre de cachet yang dapat menjebloskan Voltaire ke dalam bui.
Sebab, kalau toh dia ditangkap secara semena-mena, perintah pembebasan segera
diperolehnya.
Tatkala Voltaire kembali ke Perancis, dia
menulis karya falsafahnya yang pertama Lettres philosophiques yang lazimnya
disebut Letters on the English. Buku itu yang diterbitkan tahun 1734 merupakan
tanda sesungguhnya dari era pembaharuan Perancis. Dalam Letters on the English,
Voltaire menyuguhkan gambaran umum yang menyenangkan tentang sistem politik
Inggris berikut pikiran-pikiran John Locke dan pemikir-pemikir Inggris lainnya.
Penerbitan buku itu membikin berang para penguasa Perancis dan sekali lagi
Voltaire dipaksa angkat kaki dari Paris.
Voltaire menghabiskan waktu lima
belas tahun di Cirey, sebuah kota
di sebelah utara Perancis. Di sana
dia menjadi kekasih Madame du Chatelet, istri seorang marquis (bangsawan).
Nyonya ini cerdas dan berpendidikan. Tahun 1750, setahun sesudah sang nyonya
meninggal dunia, Voltaire pergi ke Jerman atas undangan pribadi Frederick
yang Agung dari Prusia. Voltaire menetap tiga tahun di kediaman Frederick di
Potsdam. Mulanya dia cocok dengan Frederick
yang intelektual dan brilian itu tetapi tahun 1753 mereka bertengkar dan
Voltaire meninggalkan Jerman.
Sesudah meninggalkan Jerman Voltaire menetap di
sebuah perkebunan dekat Jenewa. Di situ dia bisa aman baik dari gangguan
Perancis maupun raja-raja Prusia. Tetapi, pandangannya yang liberal membuat
bahkan Swiss tidak aman lagi baginya. Tahun 1758 pindahlah ia ke suatu
perkebunan baru di Ferney, terletak di dekat perbatasan Perancis-Swis, sehingga
memudahkan ia lari ke sana atau ke
sini andaikata ada kesulitan dengan pihak penguasa. Di situ dia tinggal selama
dua puluh tahun, membenamkan diri dalam karya kesusasteraan dan falsafah,
bersurat-suratan dengan pemimpin-pemimpin intelektual di seluruh Eropa dan
menerima tamu-tamunya.
Sepanjang tahun-tahun itu, karya sastra Voltaire
mengalir terus tak henti-hentinya. Dia betul-betul seorang penulis dengan gaya
fantastis, mungkin penulis yang paling banyak bukunya dalam daftar buku ini.
Semua bilang, kumpulan tulisannya melebihi 30.000 halaman. Ini termasuk sajak
kepahlawanan, lirik, surat-surat pribadi, pamflet, novel, cerpen, drama, dan
buku-buku serius tentang sejarah dan falsafah.
Voltaire senantiasa punya kepercayaan teguh
terhadap toleransi beragama. Tatkala usianya menginjak 60-an, terjadi sejumlah
peristiwa yang mendirikan bulu roma perihal pengejaran dan pelabrakan terhadap
orang-orang Protestan di Perancis. Tergugah dan marah besar, Voltaire
mengabdikan dirinya ke dalam "jihad intelektual " melawan fanatisme
agama. Kesemua surat-suratnya senantiasa ditutupnya dengan kalimat
"Ecrasez l'infame" yang maknanya "Ganyang barang brengsek
itu!" Yang dimaksud Voltaire "barang brengsek" adalah kejumudan
dan fanatisme.
Tahun 1778, ketika umurnya sudah masuk delapan
puluh tiga tahun, Voltaire kembali ke Paris,
menyaksikan drama barunya Irene. Publik berjubel meneriakinya "Hidup jago
tua! Hidup biangnya pembaharuan Perancis!" Beribu pengagum, termasuk
Benjamin Franklin, menjenguknya. Tetapi, umur Voltaire sudah sampai di tepi,
Dia meninggal di Paris tanggal 30 Mei 1778. Akibat sikap anti gerejanya, dia
tidak peroleh penguburan secara Kristen. Tetapi, tiga belas tahun kemudian,
kaum revolusioner Perancis yang telah merebut kemenangan menggali makamnya
kembali dan menguburnya di Pantheon Paris.
Karya tulis Voltaire begitu amat banyaknya
sehingga sulit membuat seluruh daftarnya di sini meskipun yang kakap-kakapnya
saja dalam artikel yang begini singkat. Meskipun begitu banyak karya tulisnya,
yang lebih penting sebetulnya gagasan pokok yang dikemukakannya selama
hidupnya. Salah satu pendiriannya yang tergigih adalah mutlaknya terjamin
kebebasan bicara dan kebebasan pers. Kalimat masyhur yang sering dihubungkan
dengan Voltaire adalah yang berbunyi "Saya tidak setuju apa yang kau
bilang, tetapi akan saya bela mati-matian hakmu untuk mengucapkan itu."
Meskipun mungkin saja Voltaire tidak pernah berucap sepersis itu, tetapi yang
jelas kalimat itu benar-benar mencerminkan sikap Voltaire yang sebenarnya.
Prinsip Voltaire lainnya ialah, kepercayaannya
akan kebebasan beragama. Seluruh kariernya, dia dengan tak tergoyahkan
menentang ketidaktoleransian agama serta penghukuman yang berkaitan dengan
soal-soal agama. Meskipun Voltaire percaya adanya Tuhan, dia dengan tegas
menentang sebagian besar dogma-dogma agama dan dengan mantapnya dia mengatakan
bahwa organisasi berdasar keagaman pada dasarnya suatu penipuan.
Adalah sangat wajar bilamana Voltaire tak
pernah percaya bahwa gelar-gelar keningratan Perancis dengan sendirinya
menjamin kelebihan-kelebihan mutu, dan pada dasarnya tiap orang sebenarnya mafhum
bahwa apa yang disebut "hak-hak suci Raja" itu sebenarnya omong
kosong belaka. Dan kendati Voltaire sendiri jauh dari potongan seorang demokrat
modern (dia condong menyetujui suatu bentuk kerajaan yang kuat tetapi mengalami
pembaharuan-pembaharuan), dorongan pokok gagasannya jelas menentang setiap
kekuasaan yang diperoleh berdasarkan garis keturunan. Karena itu tidaklah
mengherankan jika sebagian terbesar pengikutnya berpihak pada demokrasi.
Gagasan politik dan agamanya dengan demikian sejalan dengan faham pembaharuan
Perancis, dan merupakan sumbangan penting sehingga meletusnya Revolusi Perancis
tahun 1789.
Voltaire bukanlah seorang ahli ilmu
pengetahuan, tetapi dia menaruh minat besar terhadap ilmu dan pendukung gigih
sikap pandangan empiris dari John Locke dan Francis Bacon. Dia juga seorang
ahli sejarah yang serius dan berkemampuan. Salah satu karyanya yang terpenting
ialah buku yang menyangkut sejarah dunia Essay on the Manners and Spirit of
Nations. Buku ini berbeda dengan umumnya uraian sejarah yang pernah ada
sebelumnya dalam dua segi: Pertama, Voltaire mengakui bahwa Eropa hanyalah
merupakan bagian kecil dari dunia secara keseluruhan, karena itu dia
menitikberatkan sebagian dari pengamatannya pada sejarah Asia.
Kedua, Voltaire menganggap bahwa sejarah kebudayaan adalah --pada umumnya--
jauh lebih penting daripada sejarah politik. Bukunya dengan sendirinya lebih
berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi dan perkembangan seni ketimbang soal
raja-raja dengan segala rupa peperangannya.
Voltaire bukanlah mendekati filosof orisinal
seperti beberapa tokoh yang ada dalam daftar buku ini. Sampai batas tertentu
dia bertolak dari pandangan orang lain seperti John Locke dan Francis Bacon,
memperkuat pendapat mereka atau mempopulerkan mereka. Melalui tulisan-tulisan
Voltaire-lah, lebih dari siapa pun juga, ide demokrasi, toleransi agama dan
kebebasan intelektual berkembang di seluruh Eropa. Meskipun ada penulis-penulis
penting lain (Diderot, d'Alembert, Rousseau, Montesquieu dan lain-lain) dalam
masa pembaharuan Perancis, Voltaire lebih layak dianggap pemuka dari kesemuanya
itu. Dia pemimpin terkemuka dari gerakan itu. Pertama, gaya
sastranya yangmenggigit, kariernya yang panjang, dan tulisannya yang begitu
banyak menggaet pengikut yang tak tertandingkan oleh penulis-penulis yang mana
pun juga. Kedua, gagasan-gagasannya sepenuhnya bercirikan pembaharuan. Ketiga,
Voltaire mendahului tokoh-tokoh penting lain dari sudut waktu. Karya besar
Montesquieu The Spirit of Law baru terbit tahun 1748; jilid pertama
Encyclopedie yang masyhur itu baru terbit tahun 1751; esei Rousseau pertama
ditulis tahun 1750. Sedangkan Letters on the English-nya Voltaire sudah muncul
tahun 1734 dan dia sudah kesohor enam belas tahun sebelum buku itu keluar.
Tulisan-tulisan Voltaire dengan kekecualian
novel pendek Candide sedikit sekali dibaca orang sekarang. Kesemua buku-bukunya
tersebar dan terbaca luas selama abad ke-18, karena itu Voltaire pegang peranan
penting mengubah iklim pendapat umum yang ujung-ujungnya berpuncak pada
meletusnya Revolusi Perancis. Dan pengaruhnya tidaklah cuma terbatas di
Perancis: orang-orang Amerika seperti Thomas Jefferson, James Madison dan
Benjamin Franklin juga kenal baik dengan tulisan-tulisannya.
Adalah menarik membandingkan Voltaire dengan
teman sejamannya yang masyhur Jean-Jacques Rousseau. Voltaire yang segenap
pandangannya rasional. lebih berpengaruh. Sebaliknya, Rousseau lebih orisinal
dan karyanya lebih berpengaruh di jaman sekarang ini.
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Juru Bicaranya Pemikiran Bebas Liberal VOLTAIRE 1694-1778"