Advertisement

Latest News

TERASING, akhir adalah sebuah awal.

By agussodagar - Rabu, 12 September 2012




PERHATIAN BUAT PARA PEMBACA NEW.TITUIT.COM
  • Sebagian Artikel Berita Foto Video news.tituit.com ini berasal dari berbagai sumber yang ada di internet .
  • Hak cipta Artikel,berita,foto,video news.tituit.com menjadi milik sumber berita ,artikel,video,foto dan materi terkait.
  • News.tituit.com tidak ada maksud untuk membajak hak cipta karya manapun.
  • Artikel,berita,foto,video materi news.tituit.com semata mata hanya untuk documentasi , selanjutnya untuk di manfaatkan sebagai media berbagi informasi dan silaturrahmi.
  • Segala metari news.tituit.com hanya untuk pembelajaran guna menanamkan suka baca dan tulis .
  • Jika ada yang tidak berkenan tulisanya di tampilkan di news.tituit.com , kami harap untuk melapor kepada admin, kami tidak keberatan untuk menghapus materi tersebut.
  •  Jika materi ini bermanfaat , saran kami jangan lupa memberi konstribusi kepada sumber materi terkait.
  • Bila ada materi yang tidak di sebutkan sumbernya , kami mohon maaf.
    Demikian pengumuman singkat terkait materi yang ada di news.tituit.com dan atas perhatianya kami ucapkan terimakasih, dan selamat membaca.
    -
    Kakek dari kakek kakek dari kakek buyut kami telah lama tinggal disini Kakek dari kakek kakek dari kakek buyut kami telah lama
    tinggal disini. Kami  telah  tinggal disini bahkan sebelum
    sebuah prasasti dibuat. Orang asli atau pribumi, begitulah
    kalian menyebut kami.
    Dan kini  tidak sejengkal pun kami beranjak dari  tempat
    tinggal  leluhur  kami.  Tetapi  kami  telah  terasing.  Bah,
    macam mana pula dunia  ini. Makin  tidak karuan saja.
    Kau tahu? Kami hidup dengan kebahagiaan kami sendiri.
    Kami  bahagia  hidup  sederhana  bersahaja.  Namun
    semenjak  orang-orang  datang  menggunakan  kapal
    berbendera selain merah dan putih itu, ntah kenapa kami
    mulai  terasing.
    Hidup  kami  sederhana. Buat  apa  kami mengumpulkan
    lembaran kertas bergambar wajah yang hanya disimpan.
    Buat apa juga kami menjajakan harta kami untuk barang-
    barang baru yang sebentar lagi akan ketinggalan zaman.
    Tapi  kau  tahu?  Perilaku  kami  ini  dianggap  sebuah
    kesalahan.   Kesederhanaan  dianggap  sebagai
    kemiskinan dan ketinggalan zaman.
    Kami hidup menggunakan ilmu padi, makin berisi makin
    merunduk. Bagi kami orang pintar tidak perlulah banyak
    bercakap. Tanpa bercakap pun orang sudah tahu bahwa
    kami  pintar.  Tapi  kini  kami  yang  merunduk  dianggap
    bodoh dan terbelakang. Sedangkan mereka yang pandai
    membual merekalah yang pandai. Semakin hebat bualan
    mereka  semakin  pandailah  mereka  tampak.  Ckckck,
    memang orang bodoh  tidak paham apa pula arti pandai.
    Kami dahulu hidup dengan semangat saling memberi dan
    memahami. Tanpa berkata pun kami akan menawarkan
    makanan pada tamu kami yang kelaparan. Dan tamu kami pun tahu
    diri, dia tidak akan meminta. Karena kami akan memberinya sebelum
    dia berniat untuk meminta. Namun kini ketika kami bertamu bahkan
    dengan  tulang berbalut  kulit  tak ada bahkan  segelas air putih pun
    terhidang.
    Mereka bilang kami tidak asertif. Apa pula itu kami tidak paham. Bagi
    kami  adalah  sesuatu  hal  yang  memalukan  untuk  meminta.  Lebih
    memalukan  lagi  orang-orang  disebelah  kami  yang  tidak  tanggap
    hingga kami terpaksa meminta. Karena kami hidup dengan semangat
    memberi.
    Tapi kini mereka yang  tidak meminta  tidak akan mendapatkan apa-
    apa. Bahkan mereka yang  telah dimintai pun enggan memberikan.
    Dunia macam apa  ini.
    Kami dianggap sebagai orang-orang malas yang  tidak pandai bekerja.
    Siapa bilang kami pemalas? Kau  tahu bahwa kami  rela menahan  lapar
    dan bepergian jauh sekali hanya untuk bertemu teman kami? Ah kami
    tidak malas. Hanya saja kita memiliki ketertarikan berbeda. Engkau
    bersemangat  dalam  bekerja,  dan  kami  bersemangat  dalam
    menyambung  persaudaraan.  Bagi  kami  kalian  lah  para  pemalas,
    kalian malas sekali menjalin persaudaraan.
    Terserah  kalian mau menganggap  apa  kami. Kalian  boleh menilai
    kami  sekumpulan  pemalas,  golongan  rakyat  miskin,  orang-orang
    polos, tukang becak, masayarakat desa, dan sebagainya. Kalian ini
    memang budak perut. Memandang kami hanya dari apa yang kami
    makan.
    Tapi  sungguh  entah  berada  dimana  kami  saat  ini. Kaki  kami  tidak
    beranjak  namun  sekeliling  kami  telah  berubah.  Kami  bagai  orang
    asing yang berada di dunia yang salah. Kami yang salah, atau dunia
    yang salah?
    http://berpikirberbeda.blogspot.com
    Kalian bilang peradaban kami tertinggal 100 tahun dari kalian. Siapa
    bilang?  Peradaban  kami  jauh  lebih  maju  100  tahun  dari  kalian.
    Peradaban  kami  adalah  peradaban  hati,  bukan  peradaban  perut
    macam kalian.

    Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS

    0 komentar for "TERASING, akhir adalah sebuah awal."

    Leave a Reply

    Advertisement