Menulis Bebas Vs Kerangka Karangan
By agussodagar - Jumat, 31 Agustus 2012
Menulis Bebas Vs Kerangka Karangan
Oke, judul dan topik sudah di dapat. Inilah saatnya Anda menulis isi artikel. Sebagian kawan-
kawan blogger bertanya, apa perlu pakai kerangka karangan untuk menulis artikel? Sebenarnya
nggak wajib. Jika dengan memakai kerangka karangan hanya menyiksa pikiran Anda, maka
lupakanlah.
Saya sendiri lebih suka model menulis bebas tanpa terikat aturan-aturan menulis yang terkesan
kaku dan memasung kreatifitas otak. Prinsip yang berlaku adalah „Otak kanan dulu, baru otak
kiri‟. Maksudnya bagaimana?
Untuk menghadapi kebuntuan ide, Anda cukup menuliskan segala ide yang berkelebatan di
otak. Hanya satu kata: tulis, tulis dan tulis. Masalah benar dan salahnya ejaan yang dipakai,
kesatuan makna dan lainnya, itu urusan belakang. Anda bisa memperbaiki setelah semua ide
tertampung. Ya, setelah semua ide Anda benar-benar terkuras ke dalam tulisan.
Apa tidak takut melewatkan pembahasan-pembahasan penting? Disinilah daya analisa Anda
berperan. Setelah yakin semua ide telah tersalurkan, Anda bisa menambah, mengurangi atau
merubah susunan kata-kata yang sekiranya tidak membangun kesatuan makna artikel yang
Anda tulis.
Lalu, menulis bebas yang baik itu bagaimana? Menulis bebas dapat diibaratkan Anda sedang
bercakap-cakap dengan kawan dekat. Namanya saja bercakap-cakap alias ngobrol, kalimat-
kalimat yang muncul adalah bentuk interaksi dua orang atau lebih yang kadang diselingi
pertanyaan, jawaban, sanggahan, canda tawa, sedikit curhat colongan dan sebagainya.
Meskipun begitu, Anda harus tegas membawa arah pembicaraan bahwa walaupun hal tersebut
berupa ngobrol ngalor-ngidul namun harus tetap fokus pada topik yang sedang dibahas.
Jangan terpancing untuk memperlebar pembahasan dengan arah kemana-mana. Yang ada
nantinya hanya capek menulis untuk menghasilkan artikel benang ruwet.
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Menulis Bebas Vs Kerangka Karangan "