Advertisement

Latest News

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA ALPUKAT

By GEDABUZ - Jumat, 05 Oktober 2012

PERHATIAN BUAT PARA PEMBACA NEWS.TITUIT.COM
  • Sebagian Artikel Berita Foto Video news.tituit.com ini berasal dari berbagai sumber yang ada di internet .
  • Hak cipta Artikel,berita,foto,video news.tituit.com menjadi milik sumber berita ,artikel,video,foto dan materi terkait.
  • News.tituit.com tidak ada maksud untuk membajak hak cipta karya manapun.
  • Artikel,berita,foto,video materi news.tituit.com semata mata hanya untuk documentasi , selanjutnya untuk di manfaatkan sebagai media berbagi informasi dan silaturrahmi.
  • Segala metari news.tituit.com hanya untuk pembelajaran guna menanamkan suka baca dan tulis .
  • Jika ada yang tidak berkenan tulisanya di tampilkan di news.tituit.com , kami harap untuk melapor kepada admin, kami tidak keberatan untuk menghapus materi tersebut.
  •  Jika materi ini bermanfaat , saran kami jangan lupa memberi konstribusi kepada sumber materi terkait.
  • Bila ada materi yang tidak di sebutkan sumbernya , kami mohon maaf.
Demikian pengumuman singkat terkait materi yang ada di news.tituit.com dan atas perhatianya kami ucapkan terimakasih, dan selamat membaca.
-ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN ALPUKAT
 Analisis Usaha BudidayaPerkiraan analisis budidaya tanaman alpukat dengan luas lahan 1 hektar selama 10 tahun di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) Biaya produksi1. Bibit okulasi: 121 batang @ Rp.10.000,- Rp. 1.210.000,-

2. Pupuk
- Pupuk kandang 3 ton@ Rp. 150.000,-/ton Rp. 450.000,-
- Urea
Tahun ke-1-4, 1.936 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.904.000,-
Tahun ke-5-10, 9.801 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 14.701.500,-
- TSP
Tahun ke-1-4, 1.936 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 3.097.600,-
Tahun ke-5-10, 9.317 kg @ Rp.1.600,- Rp. 14.907.200,-
- KCl
Tahun ke-1-4, 1.694 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 2.795.100,-
Tahun ke-5-10, 11.616 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 19.166.400,-

4. Pestisida dan fungisida Rp. 240.000,-

5. Peralatan
- Cangkul Rp. 70.000,-
- Sprayer Rp. 250.000,-

6. Tenaga kerja
- Pembajakan lahan dan pupuk dasar (borongan) Rp. 400.000,-
- Penyiraman 15 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 105.000,-
- Pemangkasan 4 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 28.000,-
- Pembuatan lubang tanam 15 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 105.000,-
- Penanaman 7 HOK @ RP. 7.000,- Rp. 49.500,-
- Penyiangan 20 HOK/tahun @ Rp. 7.000,- Rp. 1.400.000,-
- Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.000,- Rp. 700.000,-
- Perlindungan tanaman 4HOK/tahun @ Rp. 7.000,- Rp. 280.000,-

7. Panen dan pascapanen
Tahun ke-4, 18 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 126.000,-
Tahun ke-5, 22 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 154.000,-
Tahun ke-6, 35 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 245.000,-
Tahun ke-7, 48 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 336.000,-
Tahun ke-8, 48 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 336.000,-
Tahun ke-9, 48 HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 336.000,-
Tahun ke-10, 48HOK @ Rp. 7.000,- Rp. 336.000,-
Jumlah biaya produksi dalam 10 tahun Rp. 64.841.300,-

2) Pendapatan1. Tahun ke-4, 3.300 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 11.550.000,-
2. Tahun ke-5, 6.500 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 22.750.000,-
3. Tahun ke-6, 9.800 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 34.300.000,-
4. Tahun ke-7, 12.000 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 42.000.000,-
5. Tahun ke-8, 12.200 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 42.700.000,-
6. Tahun ke-9, 12.500 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 43.750.000,-
7. Tahun ke-10, 12.500 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 43.750.000,-
Jumlah pendapatan dalam 10 tahun Rp.240.800.000,-

3) Keuntungan dalam 10 tahun Rp.175.958.700,-Tanaman alpukat yang berasal dari bibit okulasi atau sambung akan mulai berbuah pada umur 4 tahun dengan produksi 3.300 kg/ha. Produksi ini akan terus bertambah hingga mencapai kestabilan pada tahun ke-7 (panen keempat) dengan jumlah produksi rata-rata 12.000 kg/ha. Keuntungan baru dapat diperoleh pada panen kedua (tahun ke-5) dan akan stabil pada panen keempat (tahun ke-7). Namun analisis tersebut belum termasuk biaya sewa tanah.

Gambaran Peluang AgribisnisWalaupun keuntungan bertanam alpukat di Indonesia belum begitu bisa dirasakan karena pengelolaannya tidak intensif, namun karena permintaannya naik maka pertanaman alpukat dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Prospek ke depan bisnis alpukat semakin cerah sehubungan dengan semakin terbukanya peluang pasar. Tetapi sayangnya masih banyak wilayah yang merupakan sentra produksi belum tergali, sehingga kesulitan mendapatkan buah masih tetap dirasakan oleh para pedagang, baik di pasar lokal maupun eksportir. Alpukat merupakan salah satu jenis buah bergizi tinggi yang semakin banyak diminati. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan alpukat di pasaran. Sebagai contoh, seorang grosir membutuhkan alpukat 12-20 ton/minggu untuk pedagang pengecer di Bogor.

Selain di pasar lokal, pasar luar negeri pun berhasil ditembusnya. Mula-mula hanya Singapura dan Belanda, kemudian menyusul Saudi Arabia, Perancis, dan Brunei Darussalam. Impor Perancis pada tahun 1989 sebanyak 3.790 kg dengan nilai 379 US$, dan pada tahun 1990 meningkat menjadi 5.749 kg dengan nilai 10.876 US$. Situasi harga di tingkat petani memang relatif bervariasi dibandingkan dengan di tingkat pengecer. Harga setiap kilogram di tingkat petani di daerah Garut pada tahun 1991 berkisar antara Rp 200,- sampai Rp 600,-. Seangkan di tingkat pengecer biasanya lebih stabil, dan harga bisa mencapai Rp 700,- sampai Rp1.750,-/kg. Adanya perbedaan harga yang cukup besar tersebut antara lain disebabkan karena di tingkat pengecer risiko kerusakannya lebih tinggi.

Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS

0 komentar for "ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA ALPUKAT"

Leave a Reply

Advertisement