Sebuah Nama, Sebuah Do’a.
By agussodagar - Minggu, 02 September 2012
Sebuah Nama, Sebuah Do’a.
Anda tidak pernah tahu dan tidak punya pilihan akan dilahirkan dalam kondisi lingkungan yang
bagaimana. Bisa jadi dalam kancah peperangan, tatanan ekonomi yang labil, medan
pertarungan budaya dan berbagai ketidaknyamanan lain.
Saya sendiri tidak pernah meminta dilahirkan dalam keluarga yang memegang teguh prinsip
budaya Jawa. Sehingga saat saya lahir diberi nama Agus Siswoyo. Nama yang terkesan jadul
dan pasaran untuk ukuran saat ini. Namun cukup keren untuk tahun 80-an.
Saat awal ngeblog dulu, sempat terpikir memakai nickname Agsis (hasil comot sana sini) dalam
setiap artikel yang saya publikasikan. Tapi saya pikir aneh juga kalau orang Indonesia pakai
nama tersebut. Terkesan lebay dan tidak nasionalis. Hehehe.
Saya pernah iseng-iseng bertanya kepada orangtua saya, apa maksud pemberian nama
tersebut? Mengapa saya tidak diberi nama yang lebih Islami seperti kedua kakak saya. Meski
pertanyaan saya terkesan protes, namun Ibu saya dengan tenang dan sabar bersedia
menjelaskan. Agus dalam kosakata Jawa diidentikkan dengan kata bagus yang artinya baik,
bijaksana atau terpuji. Sedangkan Siswoyo berarti pelajar (siswa) seumur hidup.
Kalau ditafsirkan, orang tua saya berharap pemilik nama Agus Siswoyo mampu menjadi orang
yang menghabiskan seumur hidupnya untuk selalu belajar hal-hal baru untuk menjadi lebih
bagus, lebih bijak dalam bertingkah laku sehari-hari.
Apakah harapan tersebut berlebihan? Tentu tidak. Sudah menjadi kewajiban setiap manusia
untuk selalu mempelajari hal-hal baru yang mendukung kemajuan taraf pemikirannya.
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Sebuah Nama, Sebuah Do’a. "