Anggur Mukti Ali
By Jasa Iklan - Senin, 10 September 2012
Pada kunjungan keliling Eropa bulan
Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala
negara/pemerintahan. Dia antara lain
ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac.
Untuk mencairkan suasana, seperti biasa,
dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan
tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah
sedikit banyak ada sangkutannya dengan
tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di
Indonesia mulai diupayakan dialog
antaragama. Penggagasnya adalah Prof
Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi
tidak setuju dengan contoh yang diberikan
Mukti Ali,” ujar Gus Dur.
“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai
heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama
saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini
saya setuju. Tapi dia memberi contoh
dengan menyebut anggur. Ini saya tidak
setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama-
agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan
ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang
bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja;
anggur.”
“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya
Chirac, belum paham juga.
“Sebab anggur itu macam-macam,
wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa
sembarangan.”
“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil
tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu
sebab saya orang Prancis.”
Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS
0 komentar for "Anggur Mukti Ali"